Liputankini.com- Pelaksanaan ibadah haji tahun ini jauh lebih baik. Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) benar-benar menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap jemaah calon haji (JCH) Indonesia.
Hal ini terlihat dari dukungan transportasi, pemondokan, katering dan layanan kesehatan yang begitu baik. Anggota DPD RI yang tengah melakukan tugas pengawasan terhadap UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU) menemukan peningkatan yang signifikan pada sektor transportasi, pemondokan, katering dan layanan kesehatan ini.
"Kalau kita lihat dari sisi pelaksanaan ibadah haji tahun ini, pemondokan, katering, transportasi yang kami rasakan saat ini jauh lebih baik," ujar Anggota DPD RI asal Sumbar, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandara Basa, S.IP, MH, Jumat 16 Agustus 2019.
Leonardy bersama delegasi DPD RI menyimpulkan seperti itu usai kunjungan ke Hotel Ru'ya Al Mina 1,320 Sektor 3 Syisyah RDH, Embarkasi Padang dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Delegasi yang berkunjung ke Hotel Ru'ya Al Mina itu adalah: H. Leonardy Harmainy (Sumbar), H.Abdul Azis Karfia(DKI)H, .Abdul Jabar Toba (Sulteng)H, .Herry Erfian (Babel), H. Chaidir Jafar (Papua Barat).
Menurut Leonardy, layanan kesehatan terhadap jamaah pun lebih baik. Setidaknya itu terlihat dari kunjungannya ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah. Dari namanya saja PPIH Shar'i. Shar'i disini bisa diartikan sigap, handal, amanah, responsif dan inisiatif. Dan ini diimplementasikan dengan baik.
Dalam pemantauan di PPIH Shar'i tersebut, Leonardy mendapatkan fakta tidak ada jemaah haji embarkasi Padang yang dirawat. Ini membuktikan kebijakan Dinas Kesehatan Sumbar yang intens mempersiapkan kesehatan jemaah asal Sumbar tiga bulan sebelum keberangkatan, menuai hasil bagus. "Harus terus kita dukung kebijakan yang bagus ini," ujarnya dalam kesempatan kunjungan yang turut dihadiri Kanwil Kemenag Sumbar, H. Hendri, S.Ag, M.Pd.
Leonardy menilai langkah Dinas Kesehatan yang menekankan sisi kesehatan dan kesiapan fisik jemaah minimal tiga bulan sebelum keberangkatan sebagai bagian istitha'ah harus didukung. Kesehatan dan kesiapan fisik bisa lebih baik jika penetapan kuota, khususnya kuota tambahan bisa lebih cepat lagi.
Bahkan dia bakal mendorong peningkatan perlengkapan kesehatan di poliklinik embarkasi di seluruh Indonesia agar jemaah yang tiba-tiba mengalami masalah kesehatan segera tertangani dengan baik sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit seperti yang selama ini terjadi.
Dia juga menilai perlunya penetapan kuota tambahan lebih dipercepat sehingga pemeriksaan kesehatan (screening) bisa dilakukan lebih awal. Manasik dan bimbingan haji pun lebih awal pula untuk menjamin pelaksanaan ibadah yang lebih baik.
Patut menjadi perhatian, kata Leonardy, sekaitan waktu Manasik di Embarkasi waktunya pendek, diminta kepada PPIH selama di Madinah dan Makkah hendaknya senantiasa berupaya memberikan bimbingan Manasik. Ini dimaksudkan agar CJH dapat melaksanakan ibadah haji secara sempurna, untuk mencapai haji mabrur.
"Kita harapkan kepada pembimbing ibadah haji agar terus memberikan bimbingan manasik agar jemaah haji kita dapat melaksanakan rukun haji dengan sempurna. Begitu harapan kita," ungkap pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini.
Tim pemandu haji daerah (TPHD) Embarkasi Padang juga terlihat menunjukkan dedikasi yang bagus.
Adapun Jemaah Haji embarkasi Padang yang meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini adalah: Lazran Mizlan Rais Pdg-2, Layong Kara Ayub Pdg-16, Zaini Sirin Hamid Pdg-18, Suhari Abu Subari Pdg-14, Amariah Hasan Sadini Pdg-12, Murhidah Muhammad Amin Pdg-8, Muslimin Ahlul Separdam Pdg-7. (*)