Padang, MJ News--Cukup banyak yang tahu, kalau sosok Nasrul Abit adalah pemimpin yang suka menolong warga yang sedang kesusahan. Kebaikan Nasrul Abit tersebut tidak saja ketika dia menjabat Wakil Gubernur (Wagub) sekarang, namun ketika masih jadi Bupati Pesisir sekatan pun ada banyak cerita dari warga yang mengaku pernah ditolong sang pemimpin kharismatik ini.
Belum lama ini, cerita kebaikan NA (Sapaan akrab dari warga-red) pun terulang. Ketika itu, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Nasrul Abit bertemu dengan Rusna Yossi (43) warga Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar yang sedang kesusahan, karena ditinggal pesawat, Jumat (14/2/2020).
Melihat kondisi Rusna Yossi yang sedang menangis duduk disudut pintu masuk Bandara bersama anak perempuannya dengan troli barang yang penuh, Wagub Nasrul Abit mencoba mendatangi dan menanyakan ada persolan apa yang menimpa wanita paroh baya dan anaknya tersebut.
“Ado apo ibuk, baa kok mananggih?? (Ada apa ibu kok menangis),” ucap Nasrul Abit.
Sambil berurai air mata, Rusna Yossi mencoba menjelaskan. Berawal keterlambatan jemputan dari pihak travel untuk mengantarkan dia dan anaknya ke BIM, sesampai di Bandara ternyata pesawat yang mengantarkannya ke Jakarta sudah berangkat.
Bukan hanya itu saja yang membuat Yusna bersedih, selain tiketnya hangus, ada beban berat yang menyesakan dadanya. Karena kebetulan anaknya Ramah Danivo (20) tamatan SMK, melamar pekerjaan di PT. Megacentral Jakarta dipanggil untuk interview.
Pemaparan Rusna Yossi itu, kembali menggugah sifat penolong pria yang mudah senyum ini. Spontan Nasrul Abit menawarkan bantuan tiket untuk ibu dan anaknya untuk berangkat ke Jakarta, termasuk menanggung semua kelebihan bagasi barang.
Rusna Yossi terharu mendengar tawaran itu, sekaligus mengucapkan terima kasih pada Nasrul Abit yang telah membantunya hingga bisa berangkat ke Jakarta. Ia juga menceritakan tentang kehidupannya yang dulu pernah menjadi PNS tetapi sudah diberhentikan dikarenakan tidak masuk selama tujuh bulan.
Alasanya tidak masuk kerja selama tujuh bulan, waktu itu keluarganya sangat butuh uang untuk membiayai sekolah anaknya. Namun karena tidak dapat pinjaman dari Bank kantor tempat dia bekerja, makanya ia memutuskan untuk bekerja dengan menyapu dan kuli asal dapat uang untuk biaya sekolah anaknya.
“Ibu yang sabar ya, semua ini pasti ada hikmahnya, mudah-mudahan anak ibu bisa diterima di Jakarta,” hibur Nasrul Abit sembari berusaha menenangkan ibu paroh baya itu. (edY)