Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Maryadi Utama memberikan keterangan kepada Wamen John Wempi Wetipo disaksikan Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi dan lainnya. |
PAYAKUMBUH, MJ. Bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap bencana alam banjir dan tanah longsor yang menimpa beberapa daerah di Provinsi Sumatera Barat, Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo melakukan kunjungan kerja tahun 2020, ke daerah-daerah terdampak bencana di ranah Minang itu.
Dalam kunjungan kerja yang dilakukan selama dua hari, Kamis dan Jum’at (2-3/1/2020), Wamen PUPR berbicara secara langsung mengenai lokasi bencana di Kabupaten/Kota yang terdampak, membahas Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Agam.
Rombongan Wakil Menteri yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kamis (2/1/2020) pukul 11.00 WIB, langsung diantar Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS S) V, Maryadi Utama, Kadis PSDA Provinsi Sumatera Barat Rivda Suriani, Kepala Daerah terdampak bencana dan OPD terkait.
Di hari yang sama Wakil Menteri langsung melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Solok Selatan untuk melihat langsung pasca banjir bandang yang melanda nagari 1.000 Rumah Gadang, membahas di daerah Batang Suliki, Suliti dan Batang Bangko.
Esok kunjungan, Jum’at (3/1/2019), Wamen melakukan kunjungan ke Batang Sinamar dan melihat kondisi banjir dan longsor di Koto Alam Kabupaten Limapuluh Kota.
Dari Kota Batiah itu, rombongan yang melanjutkan peninjauan ke daerah banjir bandang dan longsor yang terjadi di Jorong Galapuang, Kenagarian Tanjuang Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Maryadi Utama memberikan keterangan kepada Wamen John Wempi Wetipo disaksikan Bupati Agam, Indra Catri dan lainnya. |
John Wempi Wetipo mengatakan, kunjungannya ke beberapa titik bencana yang terjadi di Sumatra Barat ini untuk melihat secara langsung dari bencana yang terjadi sehingga pihaknya dapat langsung mengumpulkan data untuk kebutuhan rekonstrusi lebih lanjut.
“Kita mau lihat langsung saudara kita yang tertimpa musibah yang ada di Sumatra Barat,” jelasnya.
Disampaikan John Wempi, maka Kementerian PUPR siap membantu memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir bandang di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) dan Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat yang terjadi pada akhir Desember 2019 lalu.
Dijelaskannya, setelah mengunjungi beberapa titik tersebut, diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk infrastruktur yang rusak mencapai Rp17 miliar sampai Rp18 miliar lagi.
Namun pihaknya juga akan melakukan kajian ulang, untuk melihat besar dana yang diperlukan.
“Saat ini kita baru dapat memperkirakan dana yang diperlukan untuk sekitar 17 atau 18 miliar rupiah lagi, namun nanti kita akan mengkaji lagi berapa pastinya,” terangnya.
Pasca musibah banjir di Kabupaten Solsel, Agam dan Limapuluh Kota pada akhir bulan Desember 2019, Wamen Wempi juga mengaku telah bertemu dengan Bupati Solsel dan Bupati Agam bersama Gubernur Sumbar.
“Dua hari setelah pertemuan itu, saya langsung datang ke sini untuk melihat langsung kondisinya. Tujuan kami memang bisa membantu masyarakat yang terdampak banjir,” katanya.
Menurutnya, terkait pemulihan pasca bencana Solsel telah dilakukan rapat awal dan data awal juga sudah disampaikan Bupati Solsel Muzni Zakaria bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Namun disambutnya, data yang diserahkan perlu diselesaikan dan diselesaikan, agar bisa diterima.
“Penanganan bisa berjalan lancar. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) serta Balai Wilayah Sungai Sumatera di Padang siap membantu merehabilitasi dan membangun kembali infrastruktur yang rusak. Oleh sebab itu saya meminta Bupati dapat berkoordinasi secara intensif dengan balai,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Solsel Muzni Zakaria mengatakan akan menyiapkan data lengkap, dan selambat-cepatnya Senin (6/1/2020) sudah ada di meja Wamen.
“Kami akan mendata lagi mana yang sanggup dikerjakan Kabupaten, sedangkan yang tidak sanggup dikerjakan akan diajukan ke Kementerian,” jelasnya.
Dalam laporan terakhir, dampak banjir bandang di Solsel, total kerugian mencapai Rp 61,7 miliar, yang terdiri dari kerusakan 22 saluran irigasi, kerusakan pada 23 sungai, kerusakan 16 ruas jalan dan 8 unit jembatan, kerusakan rumah masyarakat (kerusakan berat 47 unit , rusak sedang 9 unit, rusak ringan 44 unit, dan terendam 1,931 unit).
Terkait kerusakan beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Sumatera Barat tentang curah hujan yang tinggi pada Desember 2019 lalu, Kementerian PUPR telah melakukan beberapa langkah perbaikan.
Bagaimana cara memindahkan longsoran pada Batas Payakumbuh – Batas Riau, Tanah Badantuang – Kiliran Jao, Jalan Bukit Lampu, Surian – Padang Aro, Lubuk Selasih – Surian, dan Muaro Kalaban – Sawahlunto.
Penanganan ruas jalan nasional tersebut berkoordinasi dengan BPBD dan Kepolisian Daerah setempat untuk memasang rambu-rambu pertanggungan, melakukan jalur buka tutup, menggeser ikatan berdimensi besar, membersihkan material longsoran dan drainase-drainase.
Sementara akibat hujan deras tersebut, terjadi peningkatan Debit Air Sungai Batang Bangko dan Batang Suliti terjadi di beberapa titik sepanjang Sungai Suliti dan berdampak pada tanggul Batang Bangko sepanjang 500 meter di sisi kiri dan kanan dengan longsoran tebing Batang Suliti sekitar 2.000 meter dan longsoran Tebing Batang Sangir sekitar 1.000 meter. Saat ini sudah dilakukan pemasangan bronjong 876 unit di Batang Suliti dan Batang Bangko serta normalisasi Batang Liki dengan Alat Berat (excavator) pasca banjir. (*/Edy)
Alat berat (excavator) Kementerian PUPR dari BWS Sumatera V untuk normalisasi Batang Liki pasca banjir. |