Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin. |
PARIAMAN, MJ News. Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin mengapresiasi Kementerian Agama (Kemenag) setempat telah membantu mewujudkan wisata syariah di daerah itu.
“Kemenag tidak saja mewujudkan kentenraman umat beragama dan mengajak warga rajin beribadah, namun juga mewujudkan wisata syariah di Pariaman,” kata dia usai memimpin upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-74 Kemenag tingkat Kota Pariaman di Pariaman, Jumat (3/1/2020).
Ia mengatakan kontribusi tersebut yaitu tidak saja mempromosikan wisata di Pariaman kepada umat namun juga mengajak warga untuk rajin beribadah baik ke masjid maupun mushala.
Dengan warga memiliki jiwa religi yang tinggi atau menjadi saleh dan salihah, lanjutnya maka tidak saja membuat kesan positif terhadap wisatawan namun juga terhindar dari bencana. “Kemenag merupakan mitra pemerintah yang berbuat demi kepentingan umat,” katanya.
Ia berharap Kemenag semakin iklas berbuat untuk kepentingan bersama dan merukunkan umat beragama sehingga dapat memajukan Kota Pariaman dan Indonesia.
“Jika umat tidak rukun maka negara ini akan sulit untuk maju, oleh sebab itu kerukunan umat beragama harus menjadi hal yang utama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Pariaman, Muhammad Nur mengatakan peringatan tersebut merupakan bentuk puncak rasa syukur oleh pihaknya apalagi kementerian itu lahir bukan karena kepentingan politik namun kekuatan batiniah.
“Rasa syukur tersebut dengan cara menjadi pemersatu bangsa dan menjadi perekat antar-umat beragama,” kata dia.
Bahkan, lanjutnya masyarakat Kemenag harus menjadi motivator modrenisasi umat beragama di Indonesia karena negara ini memiliki banyak agama, bahkan dalam satu agama memiliki banyak aliran.
“Sebagai motivator modernisasi beragama maka berkerja dan berbuatlah untuk agama namun tetap memberi peluang untuk orang lain meskipun beda agama,” ujar dia.
Ia mengatakan pihaknya juga ikut mewujudkan pariwisata di daerah itu dengan ikut menyosialisasikan bagaimana cara berdagang dan melayani wisatawan secara syariah.
Bahkan, lanjutnya pihaknya juga menyampaikan tempat wisata harus menjadi kesan positif dan tidak boleh sebagai tempat pasangan laki-laki dan perempuan bukan muhrim untuk melakukan perbuatan negatif. (*/Sul)