Liputankini.com-Lazada melalui studinya mencatatkan ada sebanyak 87 persen UMKM di Indonesia belum terdigitalisasi. Lebih dari separuhnya sebesar 65 persen UMKM kategori ini merasa logistik menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan usaha mereka.
Sedangkan sebanyak 92 persen dari UMKM yang telah terdigitalisasi dan menggunakan platform e-commerce sepakat, e-commerce sangat membantu kebutuhan logistik mereka. Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monika Rudijono mengatakan studi yang berjudul Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui E-commerce dilaksanakan dengan dukungan dari YCP Solidiance, konsultan manajemen ternama di Asia.
“Studi bertujuan untuk menjalankan misi untuk mendukung pemerintah Indonesia memberdayakan bisnis dan individu, dalam menjalankan transformasi digital dan bertumbuh dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/2).
Menurutnya misi Lazada untuk mempercepat kemajuan ekonomi di Asia Tenggara melalui e-commerce dan teknologi. Hasil studi ini membantu kami memahami dukungan apa yang dapat kami lakukan untuk mendorong bisnis, khususnya UMKM, bertransformasi menuju penerapan ekonomi digital melalui dukungan teknologi canggih seperti solusi logistik yang holistik, pemberdayaan data, serta ekosistem eCommerce yang dimiliki.
Selain itu, studi ini menunjukkan digitalisasi melalui e-commerce mendorong inklusi digital UMKM melalui penyediaan akses ke berbagai fitur digital. Saat ini, kemudahan akses digital pada e-commerce, baru dinikmati 13 persen UMKM di Indonesia.
“Selain merasakan sistem logistik yang efektif, 94 persen dari UMKM yang telah terdigitalisasi ini juga merasakan manfaat program marketing dari e-commerce,” ucapnya yang diwartakan republikaonline.
Menurutnya kemudahan bisnis melalui e-commerce juga dirasakan dari sisi teknologi, inovasi produk, akses pendanaan, infrastruktur dan kapabilitas SDM, hingga manajemen pelanggan dan akses pasar. Dalam studi ini, diungkapkan juga, ada lima kategori terpopuler platform e-commerce, yaitu fesyen, elektronik, produk kecantikan dan perawatan diri, mainan dan hobi, serta furniture.
(*)