Liputankini.com-Universitas Andalas kembali menunjukkan kepedulian terhadap korban bencana. Bila sebelumnya mengirimkan tenaga medis ke Mamuju dan Majene, kali ini mengirimkan Tim Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).
Tim diberangkatkan Rabu (3/2/2020) dari kampus Limau Manis. Tim ditugaskan Rektor Prof. Yuliandri. Rombongan yang beragkat ditugaskan untuk melakukan studi investigasi dampak bencana gempa terhadap Fasilitas Kehidupan termasuk Bangunan, prasarana jalan, jaringan dan instalasi listrik dan lain sebagainya.
Pengiriman tim kali ini bertujuan mengumpulkan informasi kerusakan, penyebab dan membantu tindakan rehabilitasi, perkuatan dan mitigasi bencana alam gempa bumi Mamuju, Majene dan sekitarnya di Sulawesi Barat.
Pengiriman tim kebencanaan sekaligus mewakili masyarakat Sumatra Barat sebagai bentuk kontribusi Universitas Andalas dalam membantu meringankan beban warga yang terdampak gempa di Majene, Mamaju dan sekitarnya.
Rektor berpesan kepada tim untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam masa pandemi ini demi menjaga kesehatan. Selain itu tim juga harus menjaga stamina, bekerja dengan hati ikhlas dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di lapangan.
Rombongan dipimpin Prof. Fauzan yang merupakan guru besar dibidang struktur bangunan tahan gempa. Tim ini beranggotakan Febrin Anas Ismail sebagai ahli perkuatan bangunan khususnya rumah rakyat, Muhammad Nasir Sonni sebagai ahli sistem dan jaringan listrik. Tim ini juga didukung oleh Ahli Geoteknik dan kebencanaan Prof. Abdul Hakam.
Ketua LPPM Uyung Gatot S. Dinata berpesan agar tim menjalankan pengabdian secara kompak. Selain itu, keberadaan di lapangan agar senantiasa siap membantu penanganan dan perbaikan serta perkuatan fasilitas yang terdampak gempa. Angggota yim diharapkan selalu bekerjasama dan membantu pemerintah daerah setempat sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Febrin menjelaskan, keberangkatan kali ini merupakan pengulangan kegiatan yang sama seperti pada Gempa Lombok pada 2018. “Kami dapat berbagi pengalaman terhadap apa yang telah kita lakukan baik di Padang, Pariaman, Bukitting maupun tempat-tempat lain di Indonesia,” katanya.
(*)