Para pemain tambua tasa beraksi di panggung. (ist) |
Liputankini.com-Para generasi milenial banyak yang tak kenal dengan tambua tasa. Hari demi hari sudah sibuk saja dengan istilah hai gaes, gue dan kata-kata yang dianggap sebagai simbol kemajuan.
Tiap hari sibuk dengan HP, lupa kalau ada tradisi yang wajib untuk dikenal dan dilestarikan. Beruntung masih ada generasi yang peduli untuk melestarikan seni tersebut.
Pekan lalu, Desa Cubadak Air, Pariaman Utara menggelar festival tambua tasa. Nama festival itu, Sapa Sapaan Tambua. Tambu tasa merupakan seni tradisional asli Pariaman dan Padang Pariaman.
Festival itu diikuti 34 grup tambua tasa dari Pariaman, Padang Pariaman dan Agam. Ketua panitia sekaligus Ketua Tambua Tasa Cubadak Air, Candra mengatakan, antusiasme peserta dalam acara tersebut luar biasa. Hampir seluruh tim yang termasuk ke dalam anggota kesenian tradisional bagandang tasa tersebut ikut memeriahkan acara Sabtu (27/2/2021) malam.
Menurut dia, panitia pelaksana mengemas acara ini dengan persiapan yang matang dengan konsep festival yang sangat meriah, modern dan profesional dengan melibatkan seluruh unsur pemuda, ninik mamak sampai urang sumando.
Dikatakan Candra, acara semacam itu jarang dijumpai generasi milenial. "Harapan kami, semoga seni ini dilirik pemerintah serta bersama-sama menjaga dan menghidupkan kembali tradisi asli Pariaman," kata dia.
Dia meminta pemerintah membantu pegiat seni dalam memperkenalkan tambua tasa kepada generasi sekarang, agar budaya yang diwariskan leluhur tak lapuk oleh perjalanan zaman. "Masyarakat dan pemuda ingin mewariskan seni ini kepada adik-adik, anak-anak serta kemenakan," tukas pria yang juga Kepala Dusun Pasar, Desa Cubadak Air tersebut.
Ketua Karang Taruna Desa Cubadak Air, Adryan Yumarda mengatakan, tambua tasa merupakan seni budaya klasik asli Pariaman dan Padang Pariaman. Karya seni yang dimainkan enam pemukul tambua dan satu pemain tasa.
"Banyak hal sangat fundamental melekat pada permainan tambua tasa. Tambua tasa bukan sekadar memainkan saja, tapi banyak peraturan dan syarat untuk bisa memainkan kesenian ini. Menurut pe-tua atau guru tuo tambua, permainan dan seluruh simbol yang melekat pada tambua tasa sangat kental dengan sosial dan agama, permainan kesenian tradisional tersebut banyak mengajarkan tentang arti kehidupan bersosial dan beragama," katanya.
Riyan mengatakan, tujuan lain dari acara tersebut menyambung kembali tali silahturahmi sesama anak Minang, terkhususnya anak Pariaman dan Padang Pariaman, termasuk Agam dalam berbagai hal yang bersifat positif tentunya.
Kemudian lagi, supaya bisa mengajak generasi muda atau milenial minang bisa menjaga dan melestarikan budaya dan seni tradisi ini. Karna begitu pesat dan kencangnya pengaruh luar yg datang maka kitalah bersama sama harus bisa mengajarkan dan melestarikan budaya kita ini kepada generasi milenial.
Riyan berharap seluruh masyarakat kembali aktif menghidupkan budaya tradisi di daerah, agar bisa membangkitkan ekonomi di tengah pandemi. "Dengan iven semacam ini, rezeki pun mengalir bagi para pedagang, baik pedagang yang datang dari luar maupun pedagang asli warga Cubadak Air," kata dia.
Pria yang merupakan atlet Futsal Pariaman ini juga berharap semoga Festival Tambua Tasa bisa dijadikan iven tahunan pariwisata sebagai bagian dari promosi baik di dalam Pariaman dan Padang Pariaman, juga promosi di nasional bahkan internasional. (*/amiruddin)