Gubernur dialog dengan wali kota. (humas) |
Terdapat 12 Kelompok penerima pemberian alat ekonomi produktif ini yang berasal dari delapan kabupaten/kota dengan sumber dana alokasi khusus Dinas Kehutanan Sumatera Barat 2021.
"Langkah ini kita lakukan, bagaimana masyarakat yang berada di sekitar hutan bisa menjalani kehidupan lebih baik dan sejahtera dengan memanfaatkan potensi hutan tanpa merusak hutan. Salah satu potensi itu adalah lebah madu kelulut," ujar Mahyeldi. Gubernur minta bantuan 2.400 diorganisir secara baik, kelola secara baik, dan mulai distribusikan.
Kepala Dinas Kehutanan Yozarwadi mengatakan, tujuan kegiatan ini mendorong peningkatan pengembangan usaha kelompok kehutanan berbasis hasil hutan dan meningkatkan pendapatan petani hutan serta mendorong konsumsi madu asli di masyarakat.
Walikota Deri Asta, bersyukur atas bantuan stup lebah madu kelulut. Menurutnya, potensi ternak lebah kelulut sudah mulai di Sawahlunto namun masih terkendala anggaran yang tidak cukup untuk membantu masyarakat.
"Kami baru berencana, Pak Gubernur sudah datang membawa bantuan oleh-oleh stup lebah kelulut kepada kami untuk masyarakat, terimakasih Pak Gubernur," kata Deri.
Dengan bantuan dari provinsi, Deri yakin, program pengembangan madu kelulut bagus bisa meningkatkan ekonomi keluarga.
"Kami sudah hitung-hitung, satu koloni saja minimal bisa menghasilkan minimal Rp500 ribu sampai Rp700 ribu perbulan. Kalau tiap rumah ada 20 koloni saja, bisa banyak penghasilannya, bisa mengalahkan gaji walikota," tutur Deri berseloroh.
Selain penyerahan bantuan 2.400 stup tersebut, dalam kesempatan yang sama, gubernur juga melakukan canangkan gerakan minum madu asli guna mendorong masyarakat mengonsumsi lebah madu asli.
Gerakan ini sangat penting apalagi di masa pandemi, madu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, yang diantaranya dapat menjaga imun tubuh dan meningkatkan stamina.
Mahyeldi juga menyampaikan akan membuat kebijakan terkait minum madu ini untuk pejabat struktural di provinsi untuk mengonsumsi madu, agar para pejabat sehat dan bisa bekerja maksimal.
Dalam kegiatan ini, turut hadir juga Profesor Siti Salmah, dosen Universitas Andalas sekaligus peneliti lebah Galo-Galo, Wakil Walikota Zohirin Sayuti beserta jajaran Pemerintah Kota Sawahlunto, kepala UPTD Kehutanan, dan penyuluh kehutanan se-Sumbar. (*)