Gubernur dan pejabat foto bersama dengan penerima penghargaan |
PADANG-Pemerintah provinsi menggelar upacara bulanan. Kali ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di halaman kantor gubernur, Kamis (17/6/2021). Bertindak sebagai inspektur upacara Gubernur Mahyeldi Ansharullah.
Tahun ini, peringatan Hari Lingkungan Hidup mengusung tema restorasi ekosistem. Gubernur menekankan pentingnya untuk menjaga lingkungan. "Setiap tahunnya, HLHS. Tahun ini, puncak peringatannya dipusatkan di Pakistan," kata Mahyeldi membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Tema restorasi ekosistem juga sejalan dengan semangat dan langkah-langkah Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan kehutanan. Sejumlah langkah tersebut diantaranya restorasi dan rehabilitasi hutan dan kawasan guna mendukung upaya mengatasi krisis perubahan iklim. Kemudian, memastikan pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
"Inilah momen kita. Kita tidak bisa mengembalikan waktu. Tapi kita bisa mengembalikan kondisi lingkungan, melalui berbagai aktivitas positif dalam menjaga dan merawat lingkungan. Kita adalah generasi yang berdamai dengan alam," ucapnya.
Dekade restorasi ekosistem juga untuk mencegah, menghentikan dan membalikkan degradasi ekosistem di seluruh dunia. Peringatan HLH tahun ini saatnya untuk dapat melakukan penyesuaian berpikir dan bertindak.
Pemerintah juga menempuh upaya dalam pemulihan ekonomi nasional, melalui kegiatan padat karya, penanaman serta rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut. Restorasi hutan pun dilakukan untuk mengatasi krisis lingkungan elemen udara, air dan tanah/tutupan lahan. Yang tidak kalah penting yaitu restorasi kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
Gubernur menyampaikan, secara praktis, restorasi ekosistem dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam kurun waktu 2015 hingga saat ini, berupa pemulihan lahan dengan total area tidak kurang dari 4,69 juta hektare lahan dipulihkan, termasuk gambut dan mangrove. Tujuannya dengan untuk mengembalikan suatu ekosistem hutan terdegradasi menuju kondisi yang semaksimal mungkin mendekati keadaan semula, dalam hal komposisi dan kondisi biodiversitas.
Restorasi ekosistem akan sangat membantu dan dibutuhkan dalam upaya menurunkan emisi GRK dan meningkatkan stok karbon. Dalam hal ini, lndonesia sangat serius dalam upaya pengendalian perubahan iklim melalui pengendalian laju deforestasi, penghentian konversi hutan primer dan gambut, serta penurunan kebakaran hutan dan lahan, serta rehabilitasi hutan dan mangrove, ekonomi sirkuler, pengembangan energi baru dan terbarukan, proklim dan lain lain.
Tema HLHS kali ini dibangun guna menyuport usaha PBB dalam mengembalikan lagi hijaunya kawasan hutan dan melindungi kawasan alam yang masih perawan yang harus terus dilestarikan. "Di antaranya menanam pohon, menghijaukan kota, membangun kembali kebun, mengubah pola makan atau membersihkan sungai dan pantai," ujarnya.
Mahyeldi menambahkan, lingkungan yang sehat membutuhkan dukungan dan keterlibatan para pemangku kepentingan, khususnya di tingkat lokal, sehingga masyarakat berdaya dalam mengatur dan mengelola lahan tempat mereka dengan lebih baik. Pemberdayaan masyarakat berkontribusi memajukan solusi lokal dan mendorong partisipasi aktif dalam restorasi ekosistem.
"Jika lingkungan rusak dan tidak terjaga dengan baik, maka akan hancurlah daerah kita. Untuk itulah, kepada kita semua betul betul harus jaga lingkungan. Dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli," ajaknya.
Gubernur bersama Plt. Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro menyerahkan penghargaan kepada tiga pemenang proper hijau yang PT. Pertamina (Persero) MOR I DPPU Minangkabau, PT. Pertamina (Persero) Pertamina MOR I Terminal Terpadu Teluk Kabung dan PT. Agrowiratama.
Gubernur juga menerima bantuan berupa bibit kelapa dari perusahaan proper sebanyak 7.250 yang berasal dari 30 perusahaan guna menunjang program penanaman satu juta kepala. (BIRO ADMPIM SETDA SUMBAR)