Pimpinan PLN tinjau pengolahan tabung oksigen |
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT PLN, Syofvi Felienty Roekman mengatakan, pengolahan gas buang menjadi oksigen ini merupakan inovasi PLN yang terinspirasi dari kasus gelombang dua pandemi Covid-19. Minimnya stok oksigen di rumah sakit menggerakan PLN untuk bisa memproduksi tambahan oksigen.
"Ini merupakan bentuk kontribusi PLN dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Melalui inovasi yang dilakukan PT Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali menjadikan gas buang dari proses operasional PLTGU menjadi oksigen medis, " ujar Syofvi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/11/2021).
Proyek ini, kata Syofvi, akan tetap dilaksanakan PLN ada atau tidak adanya pandemi. Mengingat, selama ini kebutuhan oksigen di rumah sakit menjadi hal yang krusial.
Pengolahan gas buang menjadi oksigen ini juga rencananya tidak hanya dilakukan di Jawa Bali saja tetapi juga diseluruh Indonesia. Syofvi mengatakan saat ini PLN sedang melakukan uji coba pengolahan oksigen di PLTU Lontar.
"Sumatera sedang kita kerjakan. Tidak hanya PLTGU, tapi juga di PLTU Lontar juga bisa menghasilkan oksigen. Dengan inovasi teknologi yang kita terus kembangkan, semoga ini bisa menjadi proyek kontribusi PLN untuk masyarakat," tutup Syofvi.
Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi menjelaskan, oksigen medis yang diperoleh ini melalui mekanisme ekstrasi senyawa hidrogen yang dihasilkan oleh Hydrogen Generator Plant. Alat ini juga yang berfungsi untuk memproduksi gas hidrogent sebagai media pendingin generator.
"Sedangkan dari sisi operasional pembangkit yang dibutuhkan untuk media pendingin generator hanya gas hidrogen, selama ini oksigen tidak dimanfaatkan dan dibuang ke udara," ujar Ahsin.
Oksigen yang dibuang mempunyai purity sebesar 99 persen. Namun, terdapat kandungan karbon monoksida dengan kadar tinggi yang berbahaya jika dihirup manusia. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen, Indonesia Power Priok berinovasi agar oksigen dapat dimanfaatkan dan membantu tenaga medis dalam merawat pasien yang membutuhkan.
"Untuk itu dibuat sebuah fasiltas pemanfaatan oksigen yang berfungsi untuk memfiltrasi gas dan pengotor lain agar oksigen yang selama ini terbuang dapat dimanfaatkan serta aman untuk konsumsi manusia," ujar Ahsin.
Produk oksigen Indonesia Power Priok telah diuji di Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, dari hasil pengukuran menunjukkan produk oksigen memiliki purity sebesar 99,9 persen dan kandungan impurity lain telah memenuhi standar gas medis. Kemampuan produksi oksigen Priok POMU adalah 10 meter kubik per hari.
Tak hanya di PLTGU Tanjung Priok, PLN juga memproduksi oksigen di 19 pembangkit yang dikelola dua anak usahanya yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali. Dengan total potensi produksi optimum oksigen mencapai dua juta ton per hari.
Ahsin mengatakan, untuk bisa memproduksi oksigen inipun PLN tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Sebab, Hydrogen Generator Plant sendiri merupakan satu komponen infrastruktur dalam PLTGU. "Kita investasi cuma sekitar 250-300 juta saja hanya untuk membeli kompresor, katalis dan tabung penyulingannya, " ujar Ahsin.
Ahsin mengungkapkan, inovasi Indonesia Power menghasilkan oksigen dari PLTGU Priok merupakan bentuk apresiasi terhadap tenaga medis yang telah berjuang menangani pasien Covid-19.
"Seperti diketahui pandemi yang sudah hampir 2 tahun ini menimbulkan empati yang sangat dalam dan apresiasi sekaligus untuk para dokter para medis apa sih yang bisa kita lakukan untuk membantu meringankan ketemulah oksigen, oksigenlah kebutuhan sangan penting dimasa pandemi, saat itu terjadi kesulitan, saat itu kami langsung bergerak," tuturnya. (*)