Peluncuran aplikasi Integrated Dashboard Smart Government |
Aplikasi itu diluncurkan Wali Kota Riza Falepi bersama General Manager PT. Telkom Indonesia Wilayah Telekomunikasi Sumatera Barat Alfi Sumarta didampingi Sekda Rida Ananda, Kadiskominfo Junaidi, Kepala Dinas, camat dan jajaran pemko.
GM Telkom Wilayah Sumbar menjelaskan kalau aplikasi ini merupakan bentuk sinergi kerja sama pemerintah daerah dan PT. Telkom Indonesia dalam mendukung fungsi digitalisasi, dalam hal ini, sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang telah diamanatkan oleh Kepres dan cukup lama dikeluarkan.
"Kami melakukan penguatan SPBE untuk daerah se-Sumatera, Payakumbuh ini menjadi yang pertama," kata Alfi.
Diterangkan Alfi, data pemerintahan sangat banyak, ketika sudah diintegrasikan maka dapat disatukan sebagai bahan oleh kepala daerah untuk mengambil kebijakan. Ada beberapa sektor selain data kesehatan dan pendidikan yang terintegrasi, dan didigitalisasi oleh sistem berkesinambungan, karena data milik pemerintah tidak bisa dengan sistem tambal sulam.
"Aplikasi ini berjalan juga tergantung dari bagaimana kita memberdayakan manusia, pemberdayaan ini berada di unit-unitnya sendiri. Kami melihat Dinas Kominfo Payakumbuh cukup kapabel, dengan tim yang siap berkolaborasi, di sini Telkom sebagai pemberi stimulan saja," kata Alfi.
Alfi mengapresiasi permudahan izin usaha yang diberikan oleh pemko. Dia menambahkan, akan ada tim khusus untuk mengawal komitmen bersama Telkom untuk mengalirkan broadband di OPD dan akan dinikmati sampai kecamatan hingga kelurahan.
Sebagai bentuk komitmen Telkom Indonesia selaku badan usaha milik negara information and communication technology (BUMN ICT) dalam mendorong percepatan pemanfaatan teknologi ICT untuk mewujudkan kota dan daerah yang lebih baik dalam segala aspek, khususnya yang mewujudkan tata kelola pemerintah yang lebih baik dalam pelayanan publik, serta sebagai bentuk dukungan transformasi digital di sektor pemerintah daerah, Telkom mencanangkan Smart City Nusantara, yaitu sebuah konsep penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, efisiensi dan kemampuan kerja dalam memberikan pelayanan yang keberlanjutan serta dapat meningkatkan kehidupan masyarakat dengan mengutamakan kearifan lokal daerah tersebut.
"Telkom menyadari mewujudkan kota cerdas merupakan sebuah kerja berkelanjutan yang mengedepankan aspek manfaat terhadap seluruh komponen kota dan daerah. Untuk itu, tahapan implementasi Smart City Nusantara selalu didasarkan pada assessment painful problem, penentuan prioritas dan tahapan, serta evaluasi atas manfaat implementasi tersebut dengan selalu mempertimbangkan karakteristik kota dan daerah di Indonesia yang berbeda satu dan lainnya," kata Alfi.
Dikatakan Alfi, hingga kini upaya-upaya pengembangan terus dilakukan untuk memperkuat positioning Smart City Nusantara dalam pengembangan smart city di Indonesia. Semakin kompleksnya permasalahan dan tantangan perkotaan, tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik, meningkatnya awareness pemerintah akan perlunya transformasi digital dalam mendukung peningkatan pelayanan publik, belum adanya standar baku implementasi smart city, banyaknya pemangku kepentingan pengembangan smart city, pesatnya dinamika perkembangan teknologi dan lain sebagainya adalah sebagian dari yang terus diupayakan untuk dapat diakomodir dalam pengembangan Smart City Nusantara.
Riza Falepi menyampaikan selangkah lagi, Payakumbuh bersama Telkom melakukan percepatan transformasi dalam membangun SPBE yang diharapkan dengan konsep IT yang baik dan handal demi melayani masyarakat.
"Menarik kembali sejarah awal kita membangun IT, awalnya kita berpikir saat bidang E-Gov banyak mendapat tawaran vendor, namun melihat price listnya kita terkaget, maka disampaikanlah kepada jajaran agar mengembangkan IT secara kecil-kecilan dengan biaya murah," kata Riza.
Menurut Riza, pemko belum mampu menjadi leading dalam urusan penganggaran di bidang IT. Bisa dilihat ada sekita 40-50 miliar anggaran yang dialokasikan oleh Pemko Surabaya, sementara Payakumbuh saja 1/10 nya tak sanggup, paling Rp2 miliar sampai Rp3 miliar itu sudah hebat sekali.
"Kita akhirnya berpikir seperti mahasiswa, kita bikin server murah dan serba murah. Disampaikan kepada kominfo, cukup jadi yang mampu menghadirkan layanan berbasis IT dan mensupport OPD hingga kelurahan. Mobil orang Mercy, kita Kijang tapi sampai juga ke tujuan, semampunya kita buat," kata Riza.
Wali kota menambahkan meski salahsatu inovasi pelayanan publik di Payakumbuh sudah mendapat penghargaan, tetapi masih ada kekurangan yakni terkait data masih belum terigntegrasi, belum ada reanalisis yang lebih tajam.
"Namun, dengan adanya aplikasi integrated Dashboar Smart Goverment ini kita bisa melihat ini secara IT, analisisnya bisa keluar secara digital. Jendela aplikasi diharapkan bisa memberi daya analitik yang baik dan pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat," katanya.
Riza berpesan kepada pejabat di dinas harus melek teknologi, jangan gaptek. Karena kedepan ada target yang akan dicapai bersama Telkom, Payakumbuh menuju transformasi digital. Menurutnya, bila ada efisiensi dan efektifitas, maka disitu ada IT.
"Percuma keluar uang miliaran hingga triliunan tapi ndak ada dampaknya ke efisiensi dan efektivitas, mending manual saja. Bagi kita bisa berdiri dengan platform tersendiri di dunia E-government sudah bagus, kalau bisa jangan sampai pakai vendor asing, terima kasih kami ucapkan kepada PT. Telkom Indonesia yang telah bersinergi bersama kami memberikan pelayanan bagi masyarakat," kata Riza. (JND)