Pedagang siap untuk beraktivitas di Padang Panjang |
Hal tersebut diutarakan Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam, Putra Dewangga yang dikutip dari Kominfo, Kamis (30/12/2021).
Dikatakannya, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) belum mengambil langkah strategis. Ini karena dari pemantauan harga kebutuhan pokok, yang mulai mengalami kenaikan harga di Padang Panjang adalah pada komoditi rawit.
"Kenaikan harga tersebut belum mempengaruhi daya beli masyarakat. Ini menggambarkan, khusus rawit di tempat kita belum menjadi komoditas utama," katanya.
Sementara yang menjadi komoditas utama masyarakat, sebutnya, cabai merah yang malah mengalami penurunan harga lima persen dari minggu sebelumnya.
Untuk secara umum, tambahnya lagi, tingkat inflasi di Sumbar per bulan November 2021, masih dipengaruhi oleh beberapa komoditas. Seperti angkutan udara,cabai merah, minyak goreng, telur ayam ras dan perhiasan emas.
"Sedangkan untuk indeks tingkat inflasi Padang Panjang saat ini, masih mengacu kepada tingkat inflasi Bukittinggi. Dari data inflasi per November 2021, tingkat inflasi Bukittinggi adalah 0,40 persen. Untuk data inflasi bulan Desember, baru akan diperoleh per Januari 2022," terangnya. (*)