Rektor saksikan penandatanganan kontrak pembangunan rusun ASN di Unand |
Kepastian dimulainya pembangunan rumah susun itu ditandai dengan penandatangan kontrak antara Unand, Kementerian PUPR dan kontraktor, Kamis (2/12/2021).
Rektor Universitas Andalas, Prof. Yuliandri mengatakan, Unand mendapat alokasi dana dari Kementerian PUPR untuk pembangunan rusun ASN senilai Rp.8,3 miliar. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan anggaran dana yang akan diterima sebelumnya.
Dijelaskan Rektor Yuliandri, pembangunan Rusun ASN ini berawal dari adanya kebijakan dari kementerian untuk mengatasi permasalahan penyediaan perumahan bagi tenaga pendidik dan dosen di perguruan tinggi.
Menurut Yuliandri, sebelumnya juga telah dibangun rusun di kawasan Unand. Ada juga yang diperuntukkan bagi mahasiswa. Namun untuk rusun ASN ini berbeda kategori bangunannya dari rusun yang pernah ada.
"Fasilitas di rusun ASN Unand ini tipe 36. Totalnya akan ada 44 kamar," sebut rektor.
Yuliandri mengatakan, Unand akan menyusun pedoman untuk menempati rusun. "Berapa lama bisa dihuni, apa hak dan kewajibannya akan disusun dari awal. Baik untuk penghuni maupun untuk pengelola," kata rektor.
Rektor memastikan pembangunan Rusun ASN Unand tidak ada lagi hambatan. "Ada sejumlah masalah dari perumahan dosen kemarin, itu semua sudah clear. Dinamika itu biasa. Sekarang kita menuju groundbreaking (peletakan batu pertama)," kata rektor.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syamsul Bahri mengatakan kalau proyek ini seharusnya sudah bergulir sejak beberapa bulan belakangan, namun karena ada hambatan penyediaan lokasi pembangunan, maka baru bisa kontrak dilakukan oleh pihak terkait.
"Rusun ASN Unand ini nantinya seperti rusun rasa apartemen," tukas Syamsul.
Selain menyediakan 44 kamar yang memiliki dua kamar tidur, dapur dan kamar mandi, di rusun ASN ini nantinya juga akan ada dua ruang serba guna.
"Setidaknya rusun ASN Unand ini nantinya bisa dihuni sampai dengan 170 jiwa," katanya. (zk)