Batang Tapan yang tengah dinormalisasi |
Gubernur Mahyeldi mengatakan, awalnya lokasi tersebut dibangun hanya untuk tanggul banjir Batang Tapan yang sedang dalam pengerjaan. Namun karena pemandangannya yang indah, lokasi tersebut banyak dikunjungi masyarakat untuk berwisata.
"Ini berkah, karena sungainya sering meluap, kita normalisasi. Ternyata, bisa jadi destinasi wisata baru, sekalian saja kita resmikan namanya," ujar Mahyeldi.
Gubernur menuturkan, sepanjang 2022, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) telah menormalisasi sungai dengan total sepanjang 6,4 kilometer, normalisasi Batang Tapan termasuk diantaranya. Sedangkan untuk desa wisata menurut data Dinas Pariwisata pada 2022, di Pesisir Selatan ada sebanyak 30 desa wisata dengan rincian kategori status rintisan 28 desa dan berkembang dua desa.
"Pemprov Sumbar terus berupaya membangun fasilitas infrastruktur, apalagi pada daerah rawan bencana, kami sangat serius," ungkap Mahyeldi.
Ia menambahkan, pemandangan di sini bagus, potensi untuk pariwisata sangat terbuka, apalagi daerah ini adalah segitiga emas jalur ekonomi antara Pesisir Selatan, Sungai Penuh dan Muko-Muko. Kita tinggal menjaga agar tetap nyaman untuk dikunjungi.
"Potensi wisata tempat ini besar, ekonominya hidup, kebersihan, kenyamanan, keamanan serta kelestarian lingkungan harus diperhatikan sebagai poin utama pengembangan pariwisata," jelasnya.
Camat Ranah Ampek Hulu Tapan, Agnes Dheno Arnas, mengatakan objek wisata yang berada di bagian Selatan Pessel ini cukup ramai dikunjungi ketika akhir pekan.
"Selain masyarakat sekitar, pengunjung juga berasal dari beberapa daerah tetangga, seperti Muko-muko, Kerinci dan Sungai Penuh," ungkapnya. (*)