Menteri PUPR tanda tangani prasasti pertama peresmian Masjid Agung Dharmasraya |
DHARMASRAYA–Masjid Agung yang merupakan salah satu ikon di Dharmasraya diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimujiono, Jumat, (6/1/2023). Masjid ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat yang akan menjadi sebuah wisata religi dan sebagai pusat pendidikan tempat menanamkan nilai-nilai ketaqwaan dan syiar Islam serta untuk membangun ekonomi umat.
Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan atas nama Pemerintah Kabupaten Dharmasraya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Menteri PUPR yang telah meluangkan waktu untuk meresmian Masjid Agung Dharmasraya. Peresmian bertepatan dengan HUT Kabupaten Dharmasraya ke-19.
“Kehadiran Pak Menteri memberikan motivasi bagi masyarakat dalam rangka membangun infrastruktur di segala bidang. Kehadiran Pak Menteri sangatlah berarti bagi masyarakat," katanya.
Salah satu yang paling berkesan dan berdampak langsung seperti jembatan di Sungai Batanghari. Saat kunjungan Presiden Jokowi pada 2018 lalu, ada masyarakat di dua kecamatan di seberang sungai Batanghari yang menunggu jembatan yang layak untuk mobilisasi ekonomi.
“Alhamdulillah tidak lama berselang, Menteri PUPR, Bapak Basuki bergerak cepat merealisasikannya. Sekarang jembatan ini sudah beroperasi dan sangat bermanfaat,” katanya.
Dikatakan Sutan Riska, masih banyak lagi program pemerintah pusat yang disalurkan ke Dharmasraya. Ada pembangunan gardu induk. Gardu induk ini dibangun sebagai stasiun listrik dari pembangkit listrik gheothermal di Solok Selatan menuju jaringan pasokan energy listrik Sumatera. Berkat gardu induk ini Dharmasraya juga surplus energy listrik.
Kemudian ada rusunawa, dana pembangunan rumah sakit baru beserta alat kesehatannya. Ada jalan raya dan jalan usaha pertanian, embung dan bendungan beserta irigasinya. “Alhamdulillah berkat irigasi dan infrastruktur yang maksimal Dharmasraya bisa surplus gabah mencapai 20 ribu ton,” katanya.
Selain itu, terkait pembangunan Masjid Agung yang merupakan silmbol pembangunan karakter masyarakat madani di Dharmasraya. Masjid ini tidak hanya untuk pusat ibadah. Akan tetapi juga akan menjadi pusat edukasi nilai-nilai islam yang rahmatan iil ‘alamin dan pusat penelitian.
Masjid Agung yang diresmikan ini, merupakan suatu harapan besar dari masyarakat Dharmasraya. Karena dibangun di masa sulit, yang mana sedang terjadinya Covid-19, sehingga membuat pemerintah daerah bersama DPRD harus melakukan penganggaran menjadi tiga tahun anggaran dari APBD untuk pembangunan masjid dengan pagu Rp97,8 miliar, dan dilanjutkan pembangunan lansape atau halaman masjid dengan sumber dana dari Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya sebesar Rp19 miliar.
Masjid Agung Dharmasraya ini dibangun di lahan seluas 6,26 hektare yang awalnya ini hibah dari Kementerian Pertanian dengan luas bangunan lantai satu dan lantai dua lebih kurang 8.700 meter persegi dengan kapasitas jamaah lebih kurang 8.000 orang.
“Pada saat ini, kondisi Masjid Agung memang belum selesai secara keseluruhan karena masih ada beberapa segmen yang harus diselesaikan. Namun, secara struktur dan sarana prasarana sudah dapat kita pergunakan untuk pelaksanaan Ibadan dan kegiatan keagamaan lainnya,” kata bupati.
Menteri PUPR mengatakan, pembangunan Masjid Agung ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan pemerintah pusat. Menteri berharap agar keberadaan Masjid Agung ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
Menteri PUPR berharap agar Masjid Agung ini dapat dipelihara dengan sebaik mungkin, karena memelihara lebih berat dibandingkan dengan membangunnya. Dengan memelihara sebaik mungkin, maka peruntukan Masjid Agung dapat dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan keinginan bersama.
“Saya berharap masjid ini dapat diperlihara dengan sebaik mungkin. Sebab, memelihara itu lebih sulit dibandingkan dengan membangun. Marilah kita jaga apa yang telah dibangun," katanya. (eko)