BERI SAMBUTAN-Wakil Gubernur Audy beri sambutan ketika penyerahan bibit pohon jengkol di Bonjol, Minggu (20/1/2023). (kominfotik) |
Berdasarkan survei pemerintah pada 2022 lalu, Audy mengatakan kehutanan sosial sudah mulai meningkatkan pendapatan bagi masyarakat pengelola hutan. "Masyarakat diperbolehkan mengelola hutan, asal memiliki izin dan tidak menebang pohon. Jika masyarakat mengalami kekurangan alat produksi, juga bisa meminta bantuan pemerintah daerah," katanya yang dikutip dari siaran pers Kominfotik Sumbar.
Ia menekankan agar hilirisasi produk hasil perhutanan sosial ini nantinya juga diperkuat dengan branding dan packing yang layak, sehingga proses produksi hulu hingga ke hilir dapat melibatkan semakin banyak masyarakat setempat.
"Yang penting didukung masyarakat. Kalau masyarakat, terutama niniak mamak mendukung, pemudanya bisa berdaya. Keterlibatan masyarakat bisa menyeluruh sehingga ekonomi nagari bisa berkembang," jelasnya.
Wakil Bupati Pasaman Sabar AS, menyebutkan, hal ini merupakan peluang bagi masyarakat. Melalui intervensi dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, telah banyak bantuan penguatan ekonomi di sekitar hutan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Khususnya di Kecamatan Bonjol yang merupakan kawasan wisata terpadu terintegrasi, Sabar berharap kegiatan-kegiatan perhutanan sosial dapat turut menggali potensi Bonjol sebagai destinasi wisata.
"Sebagai destinasi wisata, akan ramai nanti kunjungan ke Bonjol. Tentu butuh produk-produk pertanian yang sudah dikemas, karena dengan ramainya kunjungan ke Pasaman, otomatis Pasar akan terbuka," ujar Sabar.
Ketua Kelompok HKM Musus Saiyo, Satria Budi menuturkan, kawasan hutan di Nagari Ganggo Hilia memiliki potensi tanaman jengkol, durian, manggis, kulit manis, pinang dan madu galo-galo. Sebelumnya, HKM Musus Saiyo juga sudah pernah mendapat bantuan pemerintah berupa 20 stup lebah madu Galo-Galo dan mesin pengupas pinang.(ed)