“Ini sangat tidak wajar, sebab Nagari Aia Gadang merupakan bagian dari Kecamatan Pasaman jadi kenapa harus dianak tirikan, sementara untuk Nagari Aua Kuniang dan Lingkuang Aua hampir merata untuk pembangunannya di tahun ini, sedangkan usulan dari Nagari ataupun berupa proposal untuk pembangunan telah dimusrenbangkan di tahun lalu,” kata Saji, Rabu (1/2/2023).
Dia kecewa dengan kejadian tersebut, rasanya terlalu naif kalau ego masing-masing dikedepankan, hingga membuat kerugian untuk Nagari Aia Gadang. Sebab, jelas-jelas dibacakan oleh kepala Bappeda dari 46 pembangunan yang menelan APBD Rp10 miliar itu, tak satupun untuk Nagari Aia Gadang.
“Apakah ini terlupa atau sengaja dilupakan, karena dengan kejadian ini berarti telah menzalimi 13 ribu jiwa di Kenagarian Aia Gadang,” ungkap Saji.
Ia berharap upati Hamsuardi dan Wakil Bupati Risnawanto dapat mempertimbangkannya. Sebab diyakini bupati dan wakil bupati tidak tahu dengan hal tersebut.
Selain dihadiri Wakil Bupati Risnawanto, musrenbang dihadiri beberapa anggota DPRD serta kepala OPD, wali nagari, Bamus, LPMN dan tokoh masyarakat lainnya. (Arafat)