Pemprov Sumbar Komit Atasi Stunting, Simak Faktanya

Penyerahan paket makanan tambahan secara simbolis. (pemprov)


PADANG-Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Lila Yanwar meluruskan informasi terkait pernyataan menyebut pemerintah provinsi tidak serius dalam penanganan stunting. Hingga kini penanganan stunting masih berjalan sesuai rencana.


"Itu keliru. Hingga saat ini, semua masih berjalan sesuai rencana, kami masih bekerja untuk atasi kasus stunting ini, salah satunya dengan pemberian produk makanan tambahan (PMT) untuk masyarakat," tegasnya di Padang, Jumat (28/7/2023).

Disebutkannya, jika ada yang menemukan tumpukan kotak makanan balita dan ibu hamil di gudang Dinas Kesehatan Sumbar, justru itu adalah bentuk keseriusan pemprov dalam menangani kasus stunting.

Sebab, dengan ketersediaan makanan balita dan ibu hamil itu, pemprov dapat membantu balita-balita dan ibu hamil yang terindikasi stunting. Makanan balita dan ibu hamil itu didistribusikan sesuai kebutuhan.

Dikatakannya, kebetulan pengadaan PMT itu bersumber dari APBN terjadi tarik salur. Artinya, ketika makanan bantuan disalurkan pada satu daerah dianggap sudah cukup, kemudian ditarik lagi untuk daerah yang dianggap lebih membutuhkan.

"Ini membutuhkan rantai distribusi yang memakan waktu. Kondisi inilah yang menyebabkan stok masih tersedia," paparnya.

Bahkan, katanya dengan ketersediaan itu membuat pemprov dapat cepat menjangkau balita dan ibu hamil yang tersebar pada kabupaten/kota.

"Kalau stok kita habiskan, maka ketika dibutuhkan cepat. Tidak ada lagi barang yang akan disalurkan, alur pengadaan pemerintah itu tidak mudah," ulasnya.

Diungkapkannya stok makanan balita dan ibu hamil saat ini adalah dari anggaran APBD Perubahan 2022. Dengan rincian makanan tambahan balita stunting 30.090 kotak dan ibu hamil kurang energi kalori (KEK) serta ibu hamil anemia 37.162 kotak.

 Setelah pengadaan tersebut selesai Desember 2022, langsung didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota. Awalnya langsung didistribusikan 50 persen dari total pengadaannya. Kemudian sisanya, didistribusikan secara bertahap sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang.

Kini, PMT tersebut telah terdistribusi 81.56 persen untuk balita.  Untuk ibu hamil 67.94 persen. Sisanya lagi, akan disitribusikan kembali berdasarkan hasil pengamatan petugas di lapangan.

"Pendistribusian PMT ini sedikit berbeda dengan bantuan sosial lainnya, ada standar takaran tertentu untuk masing-masing kondisi. Jadi pendekatan untuk masing-masing pasien akan berbeda. Itu makanya kita tidak membagikannya secara gelondongan," ungkap Lila  melalui rilis Biro Adpim Setdaprov Sumbar.

Selain itu, menurutnya pola demikian juga efektif untuk memastikan bantuan, agar tepat sasaran dan dikonsumsi oleh objek. Terutama yang tercatat sebagai balita atau ibu hamil yang perlu mendapatkan tambahan asupan gizi.

"Kita menghindari terjadinya salah pemanfaatan. Bisa saja sebenarnya itu diberikan tidak bertahap, tapi siapa yang bisa jamin itu akan betul-betul dikonsumsi oleh yang berhak," jelas Lila.

Sementara sisa dari masing-masing PMT yang saat ini masih berada di gudang sebanyak 5.547 kotak PMT balita stunting dan 10.913 kotak PMT ibu hamil. Menurutnya, data itu akan terus bergerak seiring dengan masih tengah berjalannya proses pendistribusian di lapangan.

Selain melalui kabupaten/kota, pendistribusian PMT juga ada yang disalurkan melalui kegiatan edukasi keluarga yang digagas oleh Dinkes Sumbar.

Dalam waktu dekat jumlah itu akan terus berkurang. Karena akan disalurkan lagi pada penerima. 

“Bahkan dalam 10 hari kedepan, 10.000 kotak lagi PMT akan disalurkan kembali kepada masyarakat," katanya. (*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama