Wujudkan Wisata Halel. Pemprov Sumbar Targetkan 1.000 Juleha

Foto bersama usai pembukaan. (pemprov)


SOLOK- Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyebut pemerintah provinsi akan menciptakan 1.000 juru sembelih halal (juleha). Penyediaan tenaga juleha tersebut guna mendukung wisata halal di Sumatera Barat.


Hal itu disampaikannya pada pelatihan juru sembelih halal, Selasa (25/7/2023) di Solok Premiere Hotel Syariah, Kota Solok. Pelatihan itu diikuti 50 peserta yang berasal dari Kota Solok, Kabupaten Solok dan Solok Selatan.

Menurutnya, penyediaan juru sembelih juga dalam rangka menjamin ketersediaan konsumsi halal, sebab Sumbar sudah mencanangkan wisata halal. "Kita tingkatkan pengetahuan petugas juru sembelih halal karena kesempurnaan yang sesuai syariat, tentu berpengaruh terhadap kualitas produk hewan yang akan kita konsumsi," katanya 

Ia menyebut, salah satu tugas pemerintah untuk mendukung wisata halal adalah memastikan setiap produk telah terjamin higienis dan kehalalannya,  terutama untuk produk konsumsi itu mesti sesuai dengan syariat Islam baik secara kandungan maupun proses pengolahannya.

"Selaku umat dalam mengkonsumsi daging harus halal dan baik karena halal saja tidak cukup, tapi juga harus baik," ujarnya.

Menurutnya, sistem penyembelihan halal ini juga disenangi masyarakat non muslim. Tidak ada halangan bagi mereka karena penyembelihan secara halal itu memberikan kebaikan pada produk hewan yang dikonsumsi, terutama segi kebersihannya.

Dengan cara pemotongan halal, daging akan lebih higienis dan bersih. Seperti dengan pisau yang tajam. Harus memperhatikan kesejahteraan hewan. Sehingga hewan tersebut tidak teraniaya saat proses penyembelihan.

Dalam pergaulan internasional, posisi juleha, merupakan salah satu profesi yang bisa terpakai secara internasional. Karena sekarang pemotongan hewan secara halal sudah menjadi gaya hidup.

Selandia Baru dan Brazil menerima tenaga kerja dari Indonesia sebagai pemotong hewan halal. Bisa jadi nanti Arab Saudi memesan daging dari Sumbar untuk itu, Sumbar bisa mengambil peluang tersebut.

"Kita ingin menjadi terdepan dalam penyediaan juleha untuk unggas, sapi dan kerbau. Ketika masyarakat nanti mencari produk daging halal, maka produknya sudah tersedia,  karena dipotong oleh Juleha," pungkasnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli mengatakan pemprov menargetkan bisa melatih 1.000 juleha hingga 2026 nanti. 

Hingga akhir 2023, direncanakan total Juleha yang sudah dilatih ada 338 juleha, Pada 2022 saja sudah difasilitasi 88 orang, melalui sumber dana corporate social responsibility (CSR). Kemudian 100 orang dengan sumber dana APBD Sumbar.

Kemudian pada 2023 ini dilanjutkan 150 orang. "Target, sampai 2026 nanti ada 1.000 juru sembelih halal di Sumbar," sebut Sukarli.

Pelaksanan pelatihan juga disebar pada sejumlah kabupaten dan kota. Sebelumnya dilaksanakan di Padang, Sijunjung dan Dharmasraya.

Pelatihan itu dilaksanakan Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) Halal Madani. Ketua LPK Halal Madani Gustia Mahendra menyebut pihaknya sudah memberikan pelatihan untuk delapan angkatan, dengan total 236 orang.

Wakil Walikota Ramadhani Kirana Putra bersyukur dengan pelatihan tersebut. Agar terjamin kehalalan produk hewani di Kota Solok.

"Kota Solok sudah punya 800 sampai 1.000 ekor unggas yang dipotongm" katanya. 

Salmi, peserta asal Muaro Labuh Solok Selatan mengaku bersyukur dengan pelatihan tersebut, sehingga lebih membuat pekerjaannya lebih jelas untuk melakukan penyembelihan secara halal.

"Sebelumnya kita memang sudah diajarkan guru-guru kita untuk memotong hewan. Tapi dengan ini juga ada teknisnya," sebut Salmi yang memotong ayam hingga lima ton perminggu di Pasar Muaro Labuh.(*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama