LPS Memberi Keteduhan Hati, Literasi Membuat Bijaksana dalam Bertransaksi


PADANG-Andri Besman pernah menjadi korban kejahatan skimming. Tabungannya di Bank Nagari dikuras oleh pelaku kejahatan perbankan. Dia kaget ketika menerima pesan singkat di handphone berupa notifkasi telah terjadi transaksi, berupa penarikan uang.


Andri Besman merupakan seorang pimpinan media online di Padang. Kasus yang ia alami terjadi pada Kamis (5/5/2022). Andri Besman kehilangan uang Rp10 juta. Dia menuding Bank Nagari kecolongan, sehingga rekening nasabah bobol. 

Andri Besman

Menurut Andri, diketahui dibobolnya rekeningnya oleh orang yang tidak bertanggungjawab tersebut setelah ada notivikasi melalui pesan singkat (SMS) ke hand phone-nya, Kamis (5/5/2022) pukul 08.03 WIB.

Saat mengaktifkan HP-nya masuk notifikasi pemberitahuan adanya uang tarik keluar sampai enam kali dengan nominal Rp2 juta empat kali dan Rp1 juta dua kali dengan total seluruhnya mencapai Rp10 juta.

Setelah mengetahui rekeningnya dibobol, Andri langsung mengosongkan rekening dengan mentransferkan ke bank lain agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada hari berikutnya. Sebab satu hari limit tarik tunai melalui ATM tersebut maksimal hanya Rp10 juta.

"Saya ambil tindakan cepat menarik seluruh saldo dengan memindahkan ke bank lain sekaligus menukar PIN ATM. Ini jelas ada yang tidak beres, IT Bank Nagari kecolongan, Bank Nagari harus bertanggungjawab," ujarnya di Padang, 1 Agustus 2023.

Menurut Andri, dia terakhir menarik tunai di ATM Bersama di depan salah satu mini market di Aur Duri, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Jumat (29/4/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat tarik tunai tersebut, tidak ada hal-hal yang mencurigakan di ATM bersangkutan. Dia menduga pelaku berhasil menduplikat ATM-nya, sehingga dengan mudah menarik tunai uang dalam rekeningnya.

Hal itu diketahui, saat ia mentransferkan  ke rekening bank lain. Saat mentransferkan tersebut tercatat atas namanya, tapi pakai angka 1 di belakang namanya.

Intinya ATM asli tercatat berada di tangan oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut dan yang diduplikat di tangan yang bersangkutan. Salah satunya jalan keluarnya dia akhirnya menukar ATM tersebut di Bank Nagari.

Atas kasus itu, Andri langsung melapor ke Bank Nagari Cabang Lubuk Basung yang kebutulan saat itu berlebaran bersama keluarga di kampung halaman, Padang Laring, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. 

Saat melapor, Andri diterima staf Costumer Service Bank Nagari, Suwandi dan Kasi Dana, Nofriyanti. "Memang kami telah menerima laporan kasus ini yang tersebar di grup WA Bank Nagari. Tapi khusus untuk di Lubuk Basung, ini yang pertama yang kami terima laporan rekening nasabah kebobolan," ujar Nofriyanti.

Menurut dia, kasus ini telah ditangani cepat Bank Nagari Padang dengan memblokir aliran dana ke rekening yang bersangkutan. Berdasarkan laporan yang dia terima, ATM Bersama di Aur Duri tersebut memang dikerjain oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan laporan yang diterima Bank Nagari, rekening nasabah yang bebobolan itu yang pernah tarik tunai di lokasi tersebut. "Semua laporan rekening nasabah yang kebobolan itu yang pernah tarik tunai di ATM Bersama di depan mini market Aur Duri itu. Yang lainnya insya Allah aman," tambahnya.


Dikembalikan Bank Nagari 

Direktur Utama Bank Nagari, Muhammad Irsyad membenarkan adanya laporan pembobolan uang nasabah di Bank Nagari. Bank Nagari memblokir transfer dan tarik tunai yang dilakukan di bank lain yang menggunakan kartu magnetic stripe dan berjanji menyesaikannya secepatnya.

“Sehubungan adanya laporan nasabah terkait pembobolan ATM Bank Nagari, maka untuk mengantisipasi kejadian lainnya Bank Nagari sudah memblokir transfer dan tarik tunai yang dilakukan di bank lain yang menggunakan kartu magnetic stripe,” kata Irsyad.

Untuk sementara, katanya, kartu magnetic stripe hanya bisa dilakukan di ATM Bank Nagari saja. Kartu yang ada chip tetap bisa bertransaksi seperti biasa

“Insya Allah nasabah yang terkena dampak menjadi prioritas Bank Nagari untuk menyelesaikannya, rekening mereka di Bank Nagari aman,” ujarnya.

Andri Besman menyebutkan, Bank Nagari menepati janji. Uangnya yang sempat ditarik oleh pelaku, dikembalikan utuh oleh bank. Uangnya dikembalikan sekitar dua pekan sejak pertama kali ia melapor. "Terima kasih Bank Nagari," katanya.


LPS Memberi Keteduhan

Andri Besman memang gundah gulana ketika dananya diambil oleh pelaku kejahatan. Namun, hatinya merasa teduh karena Bank Nagari berada di bawah naungan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kalau bank berada di bawah payung LPS, pasti dana nasabah terjamin. 

Diakui Andri Besman, memang bukan LPS yang akan mengganti uang yang ditarik pelaku kejahatan, paling tidak, dengan bank di bawah LPS, dana nasabah juga tak akan menguap begitu saja. "Bank Nagari pasti akan mempertahankan integritasnya sebagai bank tepercaya," katanya.

Hikmah dari kasus skimming itu, kata Andri, dia lebih banyak belajar tentang literasi keuangan. Dia mempelajari tentang trik aman bertransaksi, menghindari pesan-pesan tak jelas dan literasi keuangan lainnya.

Dikatakan Andri, literasi keuangan dan bijak dalam transaksi keuangan digital, dia dapatkan dari literasi dan edukasi yang diberikan LPS. "Dunia sekarang sudah maju, belajar bisa kapan saja dan di mana saja," katanya.

Andri belajar tentang literasi keuangan melalui website LPS. "Ternyata banyak langkah yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari kejahatan perbankan," katanya.

Kini, Andri tak mau transaksi di sembarangan ATM. Dia lebih suka memanfaatkan ATM di kantor cabang Bank Nagari. Dia juga tak memaksa memasukkan kartu ke ATM jika tersendat atau ada kendala. Bila kartu tak lancar ketika hendak dimasukkan, bisa jadi ada orang lain yang memasukkan sesuatu ke ATM, sehingga kartu mereka yang bertransaksi menjadi tersangkut.

Andri Besman juga menghapus pesan singkat di HP yang menawarkan beragam transaksi, minta like dan sebagainya. Pesan elektronik lewat e-mail yang kira-kira berbahaya dan berpotensi merugikan tak ia buka. "Langsung delete," katanya.


LPS Memberi Literasi Keuangan

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, LPS bersama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang lain seperti Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab untuk meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda.

“Kami menginginkan masyarakat yang memiliki akses keuangan yang luas disertai dengan pemahaman yang baik atas risikonya, untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda,” ujarnya yang dikutip dari ayobandung.com.

Ia menjelaskan, ada berbagai manfaat dari meningkatnya literasi keuangan di masyarakat khususnya bagi generasi muda, antara lain masyarakat mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan, kemudian memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik dan yang terpenting dapat terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas.

Dia berharap agar literasi keuangan yang baik pada akhirnya dapat menjadi budaya, dan dapat membentuk karakter yang terbiasa untuk berinvestasi sesuai risiko, khususnya untuk generasi muda.

Terkait dengan skimming, Direktur Eksekutif Surveilans Pemeriksaan dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho mengatakan, jika kejadian skimming yang menyasar nasabah perbankan menjadi perhatiannya. Dalam kasus ini, modus kejahatan ini harus diantisipasi dan dideteksi sejak dini.

"Menjadi konsen LPS di era digital, operasional perbankan itu harus betul-betul dapat perhatian, kami konsen di sana karena teknologi sangat cepat, tanpa kita sadar seperti cancer udah lama masuk ke tubuh kita baru terasa," kata Priyanto dalam dialog ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung, Selasa (18/7/2023).

Soal deteksi dini, Proyanto mengklaim jika LPS selalu berdialog dengan perbankan, Bank Indonesia dan juga OJK untuk melindungi data nasabah.

"Nasabah juga kami sadarkan juga, di dalam KSSK Komite Stabilitas itu ada salah satu inisiatif ada literasi keuangan ekonomi digital terdepan, untuk kita semua dan kami sasaran investasi lebih terbuka tetapi tolong dilihat potensi risk nya. Teman-teman harus sadar bahwa ketika kita ingin memiliki tabungan lebih tinggi, tolong dilihat juga kemampuan kita untuk memitigasi risiko," ungkapnya yang dikutip dari detikcom.

Untuk antisipasi kejadian skimming, dia menganjurkan masyarakat untuk membagi dua tabungannya dengan bank berbeda. "Gini deh, kalau punya tabungan tolong bagi dua saja, satu benar-benar untuk tabungan dan satu untuk investasi untuk mengenali risiko," ujarnya.

Seperti kasus terbaru, warga buka link undangan online, dia mengimbau kepada seluruh warga agar tidak tergiur bila mana mendapatkan undangan online dan semacamnya.

"LPS gencar, tolong kalau ada pesan, email jangan penuhi rasa keinginan tahu dulu. Misal ada email aneh langsung delete, kalau belum di delete saya suka tanyain ke orang IT, tapi jangan disentuh dahulu, itu mitigasi yang paling mudah untuk kita lakukan, kalau aneh dan tidak kita kenal dan bukan offisial dari perusahaan apa," jelasnya.

Nah, dengan belajar dan memahami literasi keuangan, saatnya masyarakat bijaksana dan hati-hati  menyikapi teknologi perbankan yang maju pesat. Selalu ada celah bagi orang tertentu untuk berbuat jahat, celah itu dicegah dengan kehati-hatian dan hati-hati dengan ujung jari. Jari salah pencet, fatal akibatnya. 

Dengan makin canggihnya modus kejahatan, diharapkan LPS lebih massif dalam memberikan literasi keuangan yang bijak dan aman pada masyarakat. (Muhammad Dzaki Aulia)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama