Ketika Kursi Parlemen Jadi Rebutan

Syamsul Azwar

MENJADI anggota dewan atau yang biasa disebut sebagai anggota egislatif di semua tingkatan pemerintahan sangatlah diminati banyak orang. Ini dapat dilihat ketika genderang pemilihan legislatif (pileg) telah ditabuhkan. Hampir dari semua kalangan/elemen serta kelompok masyarakat siap berpacu untuk dapat menduduki kursi empuk parlemen itu. 


Faktanya, ketika kursi parlemen itu sangat diminati banyak orang, mulai dari pimpinan organisasi/lembaga/pemerintahan, kelompok, pejabat, pensiunan, pengusaha hingga kalangan selebriti, beragam adegan dan tarian tarian indah di peran di panggung politik. Ini membuktikan kursi parlemen itu menjadi incaran semua orang. Sebab peran anggota dewan itu sangat dinilai penting keberadaannya di tubuh pemerintahan.

Stagnasi kultural akan sulit diterabas, bila gaya gaya politikus masih saja memainkan perannya dalam sebuah pembodohan terhadap masyarakat. Seperti politik transaksional  seakan telah menjadi salah satu budaya anak bangsa timur yang sangat dikenal sebagai tempat berdiamnya orang orang santun dan berbudaya. Bahkan ada sebagian mereka tak segan-segan memberikan ancaman bila tak menjatuhkan pilihan untuknya, sikap diskriminatif dan mengebiri ini terkesan menelan hak politik bagi setiap warga negara.

Cara cara lainnya juga dinilai ampuh dalam mendapatkan simpatik banyak orang, seperti kampanye hitam, fitnah, pembunuhan katakter dan menghalalkan berbagai cara terkesan telah menjadi sebuah noda dalam setiap helat demokrasi di negeri ini. Silaturrahim dan saling menghargai tak lagi berlaku dalam peradaban di tanah subur dan berbudaya ini.

Penggalan kalimat kalimat di atas telah menjadi catatan sejak sistem pemilihan secara langsung diterapkan, sehingga belum mampu melahirkan generasi generasi yang terbilang mumpuni. Dampak negatifnya adalah terbelenggunya kader kader yang terbilang baik dan beprestasi sebagai anak bangsa ini, di tengah negara telah menjamin hak individual setiap warga negara yang diatur undang-undang, yaitu hak memilih dan dipilih setiap warga negara.

Seiring perjalanan pahit demokrasi, ketika alam takambang ini mampu merobah semua orang menjadikan alam sebagai guru. Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) mulai merobah pola berfikir anak anak bangsa ke arah yang lebih baik. Dinilai saat ini rakyat akan mampu menggunakan haknya sebagai warga negara dengan baik. Sebab anggota dewan itu merupakan representasi dari rakyat itu sendiri. 

Kredibilitas, intelektualitas, bahasa publik yang baik, investasi sosial, pengalaman telah menjadi salah satu indikator utama dalam menetukan pilihannya, sehingga hadirnya orang orang yang mumpuni di parlemen.


Pentingkah anggota dewan di pemerintahan?

Keberadaan anggota dewan sangatlah memiliki peran penting sekali di tubuh pemerintahan sesuai aturan perundang-undangan di negera ini. Sebab kehadirannya merupakan representasi langsung dari masyarakat di tempatnya berada serta menjadi utusan dari ribuan atau ratusan rakyat di daerah pemilihan.

Perannya akan selalu berada di antara masyarakat dan pemerintah sebagai penyalur aspirasi rakyat dalam menggali potensi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, sehingga melekatlah gelar sebagai wakil rakyat kepada orang-orang yang diberikan amanah oleh konstituennya.

Peran penting lainnya seorang anggota parlemen dalam mendukung dan mensukses visi misi daerah bagi anggota DPRD, Visi misi negara bagi anggota DPR RI dan DPD juga melekat tugas sebagai pembuat regulasi, baik peraturan maupun pengaturan untuk kepentingan masyarakat sesuai tingkatan dan kewenangan masing-masing anggota parlemen dari tingkat daerah sampai ke parlemen tingkat pusat.

Tugas ini sangat melekat kepada wakil rakyat menjadi salah satu dari tiga tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya. Selain itu kewenangan dan kebijakan anggaran serta peran pengawasan dalam setiap kegiatan dan kebijakan kebijakan yang telah menjadi agenda daerah dan negara ini. Intinya legislatif bersama pemerintah mensukses visi misi daerah atau negara yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat dan wilayahnya.

Melihat dari tupoksi yang melekat bagi seorang anggota dewan, seiring aturan perundang-undang yang berlaku. Maka dapat disimpulkan begitu pentingnya keberadaan seorang anggota dewan dalam pemerintahan sebagai wakil dari ribuan atau ratusan rakyat. 

Semoga demokrasi yang kian di ambang pintu terpilihnya putra putri terbaik daerah atau bangsa yang mumpuni sebagai representasi dari masyarakat dan daerah pemilihannya. Salam sukses untuk semua kandidat yang tampil. (Syamsul Azwar,  Ketum Forwana Kabupaten Solok, wartawan muda)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama