Unand akan Pilih Rektor Baru, Ini Harapan Prof. Yuliandri

Narasumber beri pemaparan dalam dialog dalam rangka pemilihan rektor Unand.

PADANG-Universitas Andalas tengah dalam proses pemilihan rektor. Rektor Unand sekarang, Prof. Yuliandri segera mengakhiri pengabdian. Universitas Andalas juga telah membuka pendaftaran guna menjaring calon rektor.


Terkait dengan rektor yang baru, Jumat (1/9/2023) diadakan dialog kedjayaan bangsa di kampus Limau Manis, Padang. Dialog menghadirkan para mantan rektor, majelis wali amanat, mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan lainnya.

Para mantan rektor yang hadir antara lain, Prof. Musliar Kasim, Prof. Tafdhil Husni, Prof. Werry Darta Taifur.  Dialog diadakan guna mencari rektor yang ideal guna memimpin Unand ke depan. Rektor Prof. Yuliandri menyebutkan, masukan dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam mencari rektor ke depan.

Dikatakan Yuliandri, dialog mengusung tema memilih pemimpin untuk kejayaan Unand. Rektor menggambarkan sejumlah hal tentang Universitas Andalas. Pada 2019, dilakukan perubahan tata kelola perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Unand telah menjadi PTN-BH. Dalam menuju PTN-BH itu dilaksanakan pada sejumlah kepemimpinan rektor, mulai dari persiapan hingga penerapan. "Unand menjadi PTNBH pada 2021," katanya.

Yuliandri juga memaparkan tentang kondisi Unand selama pandemi Covid-19. Unand menerapkan pembelajaran online. "Semua perguruan tinggi juga menghadapi pengelolaan pembiayaan," katanya.

Kepada rektor yang akan datang, Yuliandri berharap apa yang sudah bagus sekarang untuk diteruskan. Apabila ada kekurangan atau kesempurnaan, maka tugas rektor mendatang untuk memperbaikinya.

Dikatakan Yuliandri, banyak kemajuan yang didapat Unand. Yuliandri berharap, Unand akan lebih maju lagi pada kepemimpinan rektor berikutnya.

Moderator dialog itu adalah Dr. Asrinaldi yang merupakan dosen FISIP Unand. Dialog itu juga dihadiri mantan Rektor IPB, Prof. Arif Satria. Dia menyebutkan, sekarang terjadi perubahan luar biasa dalam pendidikan. 

Arif Satria menyebutkan, ketika mahasiswa belajar, setelah dia tamat, maka ada pelajaran yang tak relevan lagi. Kalau dulu, ada sesuatu yang bisa berlaku hingga 10 tahun, sekarang tidak. "Dalam lima tahun saja banyak perubahan," kata dia.

Arif Satria mengemukakan, perubahan mutlak dilakukan. Transformasi digital menjadi keharusan. Hal yang penting untuk masa depan, diperlukan leadership yang kuat dan menguasai dunia digital. Seorang pimpinan harus yakin mampu melakukan perubahan. (ZK)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama