Foto bersama usai malewakan pandeka perguruan Silat Karang Indah. (pemprov) |
PADANG PARIAMAN-Gubernur Mahyeldi Ansharullah tegaskan, silek merupakan salah satu warisan jati diri dan budaya dari nenek moyang orang Minangkabau. Oleh karenanya, penting untuk selalu melestarikan seni bela diri yang telah tercatat sebagai salah satu warisan dunia Unesco tersebut.
Hal itu disampaikan Mahyeldi saat menghadiri malewakan gala enam pandeka Perguruan Silat Karang Indah Korong Kabun di Asrama Haji Padang Pariaman, Minggu (8/10/2023).
"Silek adalah bagian dari tradisi dan budaya Minangkabau, maka dari itu kita wajib menjaga dan melestarikan salah satu identitas diri yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita," ucap Mahyeldi.
Gubernur mengatakan, kearifan lokal Minangkabau tampak nyata dari pola hidup masyarakat yang menjujung tinggi adat dan agama, sehingga muncul ungkapan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Silek sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kearifan lokal yang mengandung banyak makna dan pengajaran.
"Silek dikenal dengan fungsinya untuk pertahanan diri dan pertahanan wilayah. Selain itu, silek juga sarana pendidikan dalam pembentukan karakter masyarakat. Gerakan silek diciptakan nenek moyang kita dengan sarat nilai, kearifan, jati diri, dan mengambil gerakan-gerakan dari alam dan kehidupan," terangnya.
Mahyeldi juga berharap agar niniak mamak dan pandeka perguruan Silat Karang Indah mendukung terlaksananya program unggulan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2026, di mana salah satu poinnya adalah Sumbar religius dan berbudaya.
"Pemprov akan terus mengedepankan pelestarian warisan budaya ini. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pemerintah diberi tanggung jawab dalam perlindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan, silek merupakan salah satu objek yang juga sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco," tutur Mahyeldi.
Gubernur mengucapkan selamat kepada enam pandeka silek terbaik yang telah dilewakan pada kesempatan itu. Mereka yang dilewakan, antara lain, Alkaim Pandeka Pucuak Malin Batuah, Winovriadi Pandeka Rajo Malin Bungsu, Jufri Lenzano Pandeka Sato, Zen Akmal Pandeka Malin Sato, dan Rahmat Hidayatullah Pandeka Mudo.
"Kami berharap, setelah Pelewaan Gala Pandeka ini, upaya pelestarian silek ke depan akan lebih giat lagi, karena ini merupakan identitas kebanggaan kita di Minangkabau," kata gubernur. (adpsb/cen)