Bayi Asal Padang Pariaman Alami Gizi Buruk, Dirawat di ICU Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar, Keluarga Berharap Uluran Tangan Dermawan

 Muhammad Azam terbaring lemas di ICU Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar, Bukittinggi 


PADANG LARING- Nasib malang menimpa Muhammad Azam, bayi asal Padang Laring, Kecamatan IV Koto Aur Malintang Utara, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bayi yang lahir pada 13 September 2023 di RS Rizki Bunda ini mengalami gizi buruk.


Ibu Azam, Meilia dan ayahnya, Halizar merupakan warga Korong Tangah, Padang Laring. Mereka setia menemani anak pertama mereka yang terbaring lemas di ICU Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar, Bukittinggi tersebut.

Muhammad Azam lahir prematur dengan berat hanya 1,7 kilogram setelah menjalani perawatan di RS Rizki Bunda, Lubuk Basung. Ayang, yang merupakan etek (bibi) bayi  itu, menyampaikan Azam memiliki tantangan besar karena tidak mau menyusu, sering mengalami kejang-kejang dan mengalami berbagai komplikasi kesehatan.

"Kasihan kita melihatnya, tapi apa daya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak mau kehilangan anak pertama dari adik kami ini," ujar Ayang, Kamis (16/11/2023).

Meskipun Azam biaya berobatnya ditanggung BPJS Kesehatan, orangtuanya yang mata pencahariannya serabutan, menghadapi kesulitan finansial. Mereka harus meminjam uang untuk biaya perjalanan ke Bukittinggi dan biaya selama menunggui anaknya di rumah sakit.

"Sekarang entah kemana kami mengadu lagi," tambah Halizar. 

Dia berharap ada bantuan dari dermawan untuk membantu biaya selama di rumah sakit, karena Halizar tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah selama harus standby di rumah sakit tersebut. 

Di tengah perasaan sedih dan putus asa, Halizar sang ayah, menuturkan kondisi Azam mulai membaik setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Dr Achmad Mochtar. 

Meski demikian, beban finansial yang harus ditanggung oleh keluarga Azam semakin besar. Meski telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan biaya berobat di rumah sakit, biaya bolak-balik ke rumah sakit dan kebutuhan sehari-hari semakin memberatkan mereka.

Halizar, orangtua Azam, dengan mata berkaca-kaca, menceritakan kisah kesulitan hidup mereka. Sementara Azam berjuang untuk pulih, Halizar harus bersiap sedia di sampingnya, tidak dapat bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

"Dalam situasi sulit ini, kami hanya bisa berdoa agar ada tangan-tangan dermawan yang bersedia membantu. Kami tidak tahu lagi harus kemana mengadu," ucap Halizar.

Di tengah keputusasaan tersebut, mereka berharap agar kebaikan hati dari sesama dapat meringankan beban mereka. Setiap bantuan, sekecil apapun, diharapkan dapat menjadi sinar harapan bagi keluarga Azam.

Halizar memperlihatkan kekuatan cinta dan ketabahan dalam menghadapi cobaan. Semoga berita ini menjadi panggilan bagi semuanya untuk berbagi dan memberikan dukungan kepada sesama yang sedang berjuang melawan keterbatasan hidup.

Dalam melanjutkan perjalanan hidupnya, keluarga kecil Azam berharap bahwa kebaikan hati manusia akan menjadi pendorong untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. Halizar dan Melia merindukan kesempatan untuk melihat anak pertama mereka tumbuh sehat dan bahagia.

Bantuan finansial atau dukungan moral dari dermawan dapat menjadi pelipur lara yang sangat dibutuhkan. Setiap sumbangan akan membantu mengurangi beban keluarga Azam, memberikan mereka sedikit ruang untuk bernafas dan fokus pada perawatan dan pemulihan Azam.

Informasi lebih lanjut bagi yang ingin memberikan bantuan atau kontribusi dapat dihubungi langsung kepada keluarga Azam melalui telepon seluler 081268502316 atau melalui saluran amal yang terpercaya di daerah tersebut. Semoga kebaikan dan kepedulian sesama muslim dapat menjadi sinar terang di tengah kegelapan kesulitan yang dihadapi keluarga Azam. Semoga Allah membalas dengan pahala yang setimpal. (ab)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama