Wakil Wali Kota Solok Pimpin Peringatan Hari Kesehatan Nasional

Senam bersama usai peringatan Hari Kesehatan Nasional di Kota Solok



KOTA SOLOK-Pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, pemerintah sedang menyusun Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) yang akan berfungsi sebagai haluan bersama dalam upaya pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia.


Hal itu dikatakan Wakil Walikota Solok, Dr.H.Ramadhani Kirana Putra menjadi pembina apel dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, Minggu (12/11/2023)

Wakil wali kota saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan (Menkes) menyampaikan, Indonesia tengah mengalami periode bonus demografi yang terjadi hanya satu kali dalam peradaban sebuah negara. 

"Kita, bangsa Indonesia, harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini sebagai momentum Indonesia lolos dari middle-income trap,menjadi negara berpendapatan tinggi, serta mencapai visi Indonesia Emas 2045," ujar wakil wali kota.

Dikatakan wakil wali kota, manusia indonesia yang sehat dan cerdas adalah kunci mencapai masa keemasan itu. Tema Hari Kesehatan Nasional tahun ini adalah transformasi kesehatan untuk Indonesia maju mutlak dilaksanakan.

Dikatakan wakil wali kota, setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak, sebagaimana amanat UUD 1945. 

"Berdasar mandat itulah, enam pilar transformasi kesehatan penopang sistem kesehatan Indonesia harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus," katanya.

RIBK harus diacu oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merencanakan, menganggarkan dan mengimplementasikan program kesehatan di wilayahnya.

Wakil wali kota menyebutkan, pemerintah pusat tidak mampu melakukannya sendiri. Hanya dengan sinergi yang kuat dan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat, enam pilar transformasi kesehatan bisa tegakkan untuk perubahan yang lebih baik.

Pilar pertama, transformasi layanan primer. Dari fokus mengobati, menjadi mencegah. Pilar kedua, kata wawako, transformasi layanan rujukan. Dari akses layanan kesehatan yang susah, menjadi mudah.

Selanjutnya, pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Dari industri kesehatan yang bergantung ke luar negeri, menjadi mandiri di dalam negeri. 

Pilar keempat, transformasi pembiayaan kesehatan, dari pembiayaan yang tidak efisien, menjadi transparan dan efektif. Pilar kelima, transformasi SDM Kesehatan. Dan tenaga kesehatan yang kurang, menjadi cukup dan merata. Pilar keenam, transformasi teknologi kesehatan. Dari sistem informasi yang terfragmentasi, menjadi terintegrasi. Dari teknologi kesehatan yang tertinggal, menjadi terdepan.

Menkes berpesan, agar, percepat digitalisasi data kesehatan, melalui penggunaan rekam medis elektronik yang terhubung ke platform satusehat. Pemerintah daerah agar mendorong fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan di daerahnya untuk melaksanakan hal ini paling lambat 31 Desember 2023.

"Sediakan perangkat jaringan dan SDM yang memadai agar digitalisasi data kesehatan dapat terlaksana. Manfaatkan teknologi digital dan biomedis untuk pelayanan kesehatan, termasuk telemedisin dan pelayanan kedokteran presisi," tambahnya.

Wakil wali kota mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berperan membangun kesehatan, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.  (SIS)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama