BUKITTINGGI-Pemerintah Kota Bukittinggi akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) V agar dilakukannya normalisasi sungai di Ngarai Sianok yang kembali meluap hingga banjir dan berdampak terhadap rumah warga serta beberapa bangunan tempat usaha masyarakat di kawasan itu.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kota Bukittinggi Zulhendri, Senin (3/6/2024).
Dia menyebutkan, Walikota Bukittinggi Erman Safar sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) V agar disikapinya normalisasi aliran sungai di Ngarai Sianok, dikarenakan saat ini terjadi pendangkalan sehingga tidak mampu menampung peningkatan debit air yang dipengaruhi anomali cuaca di bagian hulu.
Dikatakan, sebelumnya Walikota Bukittinggi Erman Safar sudah meminta agar pihak terkait menindaklanjuti pendangkalan sungai itu dengan pengerukan sedimen atau material ada di aliran sungai di Ngarai Sianok.
“ya, kami mencermati Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut sudah mulai kerendahan dari sungainya, bisa saja karena intensitas hujan cukup tinggi tentu membawa sedimen yang cukup tinggi terbawa oleh arus air. Tentu kedepan kita berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk melakukan normalisasi sungai itu. Kemarin, pimpinan daerah sudah berkoordinasi agar aliran sungai itu dilakukan pengerukan,”ujarnya
Komandan Kodim 0304 Agam Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho didampingi Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Yessi Kurniati dan sejumlah Kepala OPD di Pemerintah Kota Bukittinggi kepada wartawan menyebutkan pihaknya akan menyampaikan rekomendasi agar pemerintah daerah baik di Bukittinggi dan Kabupaten Agam menyikapi lokasi yang terdampak banjir dan luapan air untuk tidak dijadikan sebagai kawasan pemukiman warga dan pendirian bangunan tempat usaha.
Disebutkan, setidaknya 50 meter di sisi kanan dan sisi kiri bantaran sungai di Ngarai Sianok untuk dibebaskan dari berdirinya bangunan, baik rumah dan tempat usaha masyarakat.
“ kami akan menyarankan agar pemerintah daerah mengambil sikap, 50 meter dari kiri dan kanan di Daerah Aliran Sungai di Ngarai Sianok itu tidak berdiri rumah dan tempat usaha masyarakat,”ucapnya
Diketahui, Senin (3/6/2024) aliran sungai di Ngarai Sianok kembali meluap hingga banjir dengan ketinggian lebih kurang 1 meter dan berdampak terhadap rumah dan tempat usaha masyarakat di kawasan itu.
7 rumah warga di Kelurahan Kayu Kubu yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) di Ngarai Sianok itu terdampak luapan dan banjir sehingga 14 Kepala Keluarga (KK) dengan 33 jiwa terdampak, kemudian 5 unit sepeda motor, 2 unit warung dan 1 mushola juga berdampak.
Lurah Kayu Kubu di Kecamatan Guguak Panjang Yennita Yelvia Roza menyampaikan di akhir April lalu dan di awal Mei lalu aliran sungai di Ngarai Sianok kembali meluap sehingga mengakibatkan 8 unit rumah dengan 13 Kepala Keluarga terdampak.
Ia menambahkan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Barat beberapa waktu lalu sudah melakukan pengerukan pendangkalan sungai Batang Sianok tersebut, tetapi seharusnya berkelanjutan setidaknya sekali enam bulan, agar peningkatan debit air sungai tidak mempengaruhi potensi luapan hingga berujung banjir. (IKP/LK)