Gerbang tol di Bengkulu |
JAKARTA-Sebagai pemegang mandat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) diamanahkan untuk melaksanakan penugasan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sejak tahun 2014 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Guna menyukseskan penugasan tersebut, Hutama Karya mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
PMN adalah salah satu bentuk Investasi Pemerintah yang berperan penting bagi Hutama Karya untuk meningkatkan kapasitas Perusahaan dalam rangka melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur JTTS. Dengan ketersediaan infrastruktur ini, maka dapat meningkatkan konektivitas JTTS dari Lampung hingga Aceh, sehingga memiliki efek ganda (multiplier effect) bagi aktivitas ekonomi serta penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor JTTS.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengungkapkan, kesinambungan pembangunan JTTS dengan total panjang 2.845 kilometer yang terdiri dari 24 ruas JTTS dan penambahan penugasan satu ruas Tol Palembang–Betung yang merupakan bagian dari Tol Kayu Agung–Palembang– Betung menjadi komitmen Hutama Karya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan pemerintah melalui investasi PMN dalam upaya mengakselerasi pembangunan JTTS. Kami yakin komitmen ini sejalan dengan visi pemerintah dalam melanjutkan keterhubungan infrastruktur daerah, serta meningkatkan daya saing Indonesia,” ujar Budi.
Budi mengatakan, Hutama Karya kembali menerima persetujuan dari Komisi XI DPR RI atas pengajuan PMN Tunai anggaran 2024 sebesar Rp1 triliun yang disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR, Dolfie O.F.P dalam rapat kerja dengan Kementerian Keuangan, Rabu (3/7/2024). Pendanaan investasi tersebut berasal dari cadangan investasi pada TA 2024 dan akan dialokasikan untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada ruas Tol Palembang-Betung.
Dalam rentang waktu 2015-2024 atau satu dekade berjalan, Hutama Karya telah melakukan penyerapan PMN yang diterima. “Hutama Karya melaksanakan kepercayaan investasi tersebut dengan capaian yang impresif. Hingga Juni 2024, ekuivalen panjang JTTS yang telah terbangun mencapai 954,8 kilometer, di mana 800 kilometer di antaranya telah beroperasi. Adapun total pembangunan tersebut merupakan keseluruhan pembangunan JTTS tahap I, serta sebagian dari tahap II,” terang Budi.
Hutama Karya mendapatkan tambahan PMN pada 2023 untuk pembangunan JTTS Rp28,8 triliun. Sementara pada 2024 sebesar Rp18,6 Triliun. Penambahan PMN pada kedua periode tersebut digunakan untuk penyelesaian JTTS tahap I dan pembangunan sebagian tahap II. JTTS Tahap I diproyeksikan akan selesai pada akhir 2024.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.078 kilometer, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol konstruksi 278 kilometer dan 800 kilometer ruas tol operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh di antaranya,Bakauheni–Terbanggi Besar, Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung, Palembang–Indralaya, Medan-Binjai, Pekanbaru–Dumai, Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 serta Binjai–Langsa Seksi Binjai–Tanjung Pura, Bengkulu–Taba Penanjung, Pekanbaru–Bangkinang, Bangkinang–XIII Koto Kampar, Indralaya–Prabumulih, Indrapura–Kisaran dan Tebing Tinggi–Indrapura. (*)