Universitas Andalas Gelar Workshop Peninjauan Kurikulum Prodi Ilmu Politik Bersama Prof. Edward Aspinall

Narasumber beri pemaparan

PADANG-Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas menyelenggarakan workshop peninjauan kurikulum prodi Ilmu Politik, Rabu (26/6/2024) di ruang sidang Dekanat FISIP, Kampus Limau Manis, Padang. 

Workshop ini dihadiri dosen-dosen Prodi Ilmu Politik dan Prof. Edward Aspinall, seorang profesor di Departemen Politik dan Perubahan Sosial, Sekolah Asia Pasifik Coral Bell, Universitas Nasional Australia (ANU) sebagai narasumber utama. 

Workshop ini bertujuan untuk meninjau kurikulum Prodi Ilmu Politik Unand agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. 

Workhshop tersebut dimoderatori Dewi Anggraini yang juga Ketua Prodi S1 Ilmu Politik. Kemudian penyampaian tentang profil singkat dan kurikulum Departemen S1 dan S2 Ilmu Politik oleh Dewi Anggraini dan Doni Hendrik. 

Dewi menyampaikan, untuk menjadi sarjana ilmu politik, mahasiswa minimal harus menyelesaikan sebanyak 146 SKS yang terdiri dari mata kuliah wajib dan juga mata kuliah pilihan. 

Workshop dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu moderator. Dalam sesi diskusi, para peserta workshop yang terdiri dari dosen Prodi Ilmu Politik Unand memberikan masukan dan saran untuk pengembangan kurikulum Prodi Ilmu Politik Unand. 

Prof. Aspinall menuturkan, jumlah mata kuliah pada program magister ilmu politik unand terlalu banyak, sedangkan di Australia paling banyak hanya empat mata kuliah saja.

Aspinall mengatakan, salah satu yang lebih menonjol di Australian  National University itu di bidang metodologi. "Ketika kami serius mau bersaing di Internasional kami benar-benar menekankan di bidang metodologi kualitatif, kuantitatif, interpretatif, dan research design. Tujuannya adalah agar mahasiswa mendapatkan ruang training dalam menerbitkan jurnal-jurnal yang levelnya tinggi,” ujarnya.

Aspinall juga menyampaikan, di prodi S1 ANU mata kuliah wajib hanya ada empat mata kuliah. Jadi perbedaanya adalah kami lebih memfokuskan pada mata kuliah pilihan, bukan mata kuliah wajib seperti di Unand. 

"Sistem yang kami terapkan lebih longgar di ANU, kemudian pada prodi S1 saya rasa kurang membahas tentang comparative politic. Begitu juga dengan prodi S2 harus lebih menekankan lagi di bidang comparative politic," kata dia.

Dewi Anggraini menyampaikan terima kasih kepada Edward Aspinall atas kesediaannya menjadi narasumber dalam workshop ini. 

Ia berharap workshop ini dapat menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Workshop ini merupakan bagian dari upaya Departemen Ilmu Politik Unand untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang unggul. Prodi Ilmu Politik Unand berkomitmen untuk menjadi program studi yang terdepan dalam ilmu politik di Indonesia. (*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama