Mahyeldi Nilai Pelarangan Berjilbab bagi Paskibraka Meresahkan, Melanggar UUD 45 dan Kemunduran dalam Bernegara

Gubernur Mahyeldi beri keterangan pada wartawan

PADANG-Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah meminta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) segera menjelaskan kepada publik terkait simpang siur informasi larangan berjilbab bagi anggota Paskibraka yang akan bertugas pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jika benar aturan itu diberlakukan, Mahyeldi berharap BPIP segera mencabutnya.

"Kita berharap BPIP sebagai penanggung jawab Paskibraka 2024, dapat menjelaskan kepada publik. Apakah informasi viral soal larangan menggunakan jilbab bagi anggota Paskibraka itu benar atau hoaks," kata Mahyeldi di Padang, Rabu (14/8/2024).

Mahyeldi menyebutkan, jika BPIP memang memberlakukan aturan tersebut, maka hal itu sangat disesalkan karena sama saja dengan tidak menghormati HAM dan telah melecehkan konstitusi. 

Sebab, dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945 sudah jelas dikatakan: (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 

"Bagi perempuan Muslim atau Muslimah, memakai jilbab itu adalah ibadah. Karena itu, kalau ada yang melarang perempuan beragama Islam memakai jilbab di negeri ini, maka itu berarti sudah tidak menghormati konstitusi. Selain itu, pihak yang melarang perempuan Muslim di Indonesia memakai jilbab telah melecehkan ajaran agama," kata Mahyeldi.

Oleh karena itu, sambung Mahyeldi, jika memang BPIP memberlakukan aturan pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka, maka diharapkan BPIP segera mencabut larangan tersebut. 

"Jika tetap diterapkan atauran seperti ini, maka berarti merupakan kemunduran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan telah menimbulkan keresahan di masyarakat," ucap Mahyeldi.

Hal senada disampaikan Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sumbar yang juga Penjabat Wali Kota Padang, Andre Algamar. 

Menurutnya, sesuai dengan arahan PPI Pusat, maka PPI Sumbar menyatakan prihatin dan menolak dengan tegas aturan atau tekanan terkait pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka 2024.

"Putri yang biasa menggunakan jilbab, itu merupakan keyakinan dalam agama.  Kami yakin dan percaya, Bapak Presiden Joko  Widodo dan Presiden (terpilih ) Bapak Prabowo Subianto akan sepakat tidak ada larangan dalam penggunaan jilbab bagi anggota  Paskibraka Putri yang akan bertugas nanti pada 17 Agustus 2024, baik di  Istana Ibu Kota Negara, provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia," kata Andree.

Andree berharap, jika benar aturan tersebut diterapkan, maka BPIP selaku pengelola dan penanggung jawab program Paskibraka agar segera mengevaluasi semua kebijakan dan keputusan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. (adpsb/isq)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama