Paripurna Peringatan Hari Jadi Kota Padang ke-355, Kado Terakhir dari Anggota Dewan Periode 2019-2024

Ketua DPRD serahkan penghargaan pada Gubernur Sumbar

PADANG-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Rabu (7/8/2024) adakan rapat paripurna istimewa peringatan Hari Jadi Kota Padang ke-355. Paripurna ini sekaius kado terakhir dari anggota dan pimpinan dewan periode 2019-2024.

Ketua DPRD Syafrial Kani menyebutkan, rapat paripurna DPRD merupakan wujud rasa syukur dan menjadikan hari jadi kota sebagai sebuah insprirasi dan motivasi untuk mengisi kembali setiap detik perjuangan daerah ini dengan karya dan prestasi serta kreativitas yang tinggi demi meraih cita-cita dan harapan akan masa depan Kota Padang yang lebih baik.

Dikatakan Syafrial Kani,  hari jadi merupakan peristiwa bersejarah. Hari jadi merupakan momentum peringatan atas terjadinya peristiwa heroik.  Masyarakat waktu itu membuktikan merekalah pribumi tuan rumah dan pemilik sah negeri ini. 

Peristiwa 7 Agustus itu ditandai dengan penyerbuan dan pembakaran loji-loji, gudang dan benteng Belanda yang dilakukan dengan keberanian dan tekad yang kuat melawan penjajah. 

Penyerbuan pertama dilakukan 7 Agustus 1669, dimana pasukan berbangso taji dari Pauh, Koto Tangah dan dengan dukungan penuh masyarakat melakukan penyerangan ke loji-loji Belanda. Penyerangan ini mengakibatkan jatuh korban dari kedua belah pihak dan mendatangkan kerugian sangat besar bagi pemerintah Belanda.

"Sedangkan penyerbuan kedua dilakukan pada 1880. Momen penyerangan pertama 7 Agustus kemudian kita peringati sebagai Hari Jadi Kota Padang, sembari mengenang kembali nilai-nilai moral dan nilai-nilai keberanian yang dipersembahkan secara tulus oleh tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendirikan dan membangun kota yang kita cintai ini," ujar Syafrial Kani. 


Ketua DPRD dan Wali Kota Padang foto bersama dengan penerima penghargaan

Dikatakan Syafrial Kani, Padang adalah ibu kota Sumatera Barat, pusat pendidikan terbaik semua tingkatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat budaya dan pariwisata, lengkap dengan keindahan alam, daratan, sungai, pantai dan tempat pelayanan kesehatan dan tempat terjadinya usaha rintisan sehingga untuk itu dituntut pemimpin kota padang yang berwawasan global, kreatif, dan inovatif dalam menangkap semua peluang yang ada.

"Padang sebagai ibu kota provinsi merupakan pusat pendidikan, pusat budaya dan pariwisata, pusat perdagangan barang dan jasa, tempat pelayanan kesehatan dan usaha rintisan dengan jumlah penduduk mencapai 900 ribuan jiwa, tentu mempunyai masalah yang sangat kompleks dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

Syafrial Kani menyampaikan, pembangunan, urbanisasi dan pencemaran lingkungan merupakan tiga fenomena yang tidak dapat dipisahkan dan harus mendapatkan perhatian pemerintah di seluruh indonesia, termasuk Padang karena pertumbuhan ekonomi lebih banyak terpusat di kota, maka kota menjadi daya tarik bagi penduduk desa untuk berimigrasi, sebagai akibatnya tekanan penduduk semakin menjadi masalah krusial karena semakin besar jumlah penduduk. Semakin besar pula tuntutan untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur dan seterusnya.

Dikatakan Syafrial Kani, semua pihak perlu menyadari pentingnya penerapan dan pelaksanaan ekonomi hijau (green economy) secara terarah dan menyeluruh. Semua itu tentu harus ditunjang kebijakan pemerintah daerah guna menjamin keberhasilan penerapan ekonomi hijau (green economy).

Dikatakan Syafrial Kani, semua pihak harus sepakat, bahwa untuk penerapan konsep blue economy dan green economy ini pada semua sektor pembangunan Pemerintah Kota Padang, tidak hanya untuk sektor industri tetapi pada semua sektor pembangunan lainnya dengan tetap memperhatikan kondisi demografi dan karakteristik ekonomi yang ada di kota padang dan berpedoman pada aturan dan ketentuan perundangan yang berlaku.

Rapat paripurna itu dihadiri Gubernur Mahyeldi. Dalam sambutan,  gubernur menyebutkan, peringatan HJK Padang ke-355 harus jadi momentum untuk terus memperbaiki kota dan menjadikan kota ini sebagai kota inti metropolitan di wilayah barat Indonesia. Oleh karena itu, seluruh pihak perlu belajar dari keberhasilan bahkan dari kegagalan, dalam segenap usaha membangun Padang.

"Kita perlu mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan memprediksi bagaimana arah pembangunan Padang ke depan. Dengan demikian, kita bisa menginventarisir tugas mana yang belum selesai, dan sumber daya apa yang kita miliki untuk menyelesaikannya. Sikap evaluatif dan prediktif ini harus dimiliki seluruh unsur, baik eksekutif, legislatif, dan masyarakat secara umum," ujar Mahyeldi.



Gubernur Mahyeldi beri sambutan

Segala usaha yang dilakukan dalam memajukan Padang, sambung Mahyeldi, semata-mata bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga kota. Sebab secara geografis, Padang memiliki potensi berlimpah yang harus dimaksimalkan pemanfaatannya demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 

"Pemprov Sumbar mengimbau kita semua untuk memaksimalkan segenap potensi yang dimiliki oleh Padang agar kota ini menjadi kota inti metropolitan di Barat Indonesia. Sebab, kita harus jujur, bahwa masih banyak pekerjaan yang belum maksimal, dan masih ada persoalan yang perlu diselesaikan. Ini mutlak kita lakukan, karena Padang adalah wajah Sumbar dan Padang adalah wajah Indonesia di sisi Barat," ujar Mahyeldi.

Penjabat Wali Kota Padang, Andree H Algamar menyebutkan, pemko serahkan penghargaan dan pin emas bagi 12 tokoh masyarakat yang merupakan bentuk apresiasi pemko atas dedikasi, kerja keras, komitmen, serta sumbangsih para penerima penghargaan terhadap kemajuan Padang. 

"Kami ucapkan selamat kepada Bapak/Ibu penerima pin emas Kota Padang tahun ini. Kita berharap, pemberian penghargaan ini ikut memotivasi tokoh-tokoh lain untuk meningkatkan kontribusi bagi kemajuan Padang, melalui dedikasi di bidang masing-masing," ucap Andree.

Para penerima penghargaan dan pin emas adalah Gubernur Mahyeldi, Rusli Marzuki Saria (Bidang Seni Budaya), Neldawati (Pemberdayaan Wanita), Musfi Yendra (Sosial), Indang Dewata (Lingkungan Hidup), Benny Abeng Law (Kemanusiaan), Yudha Putra (Kepemudaan dan Olahraga), Welfryda (Pengerak Koperasi dan UMKM), Gafar Salim (Pendidikan), Rizanda Machmud (Kesehatan), Asnel (Kemasyarakatan) dan Heranof Firdaus (Komunikasi dan Teknologi Informasi). (*)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama