Dokter Delfican, Sp.A |
BUKITTINGGI-Salah seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bukittinggi dr. Delfican, Sp.A akui di lapangan masih cukup banyak ditemukan literasi para ibu yang belum memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi anaknya, terlebih bagi para ibu yang baru pertama kali mendapatkan atau memiliki si buah hati. Tentu, berbeda dengan perempuan yang sudah melahirkan anak lebih dari satu, pengalaman akan mengajarkan untuk menjadi ibu yang hebat dan tanggung dalam pemenuhan hak anak.
Diketahui, setiap tanggal 1 Agustus hingga 7 Agustus di seluruh dunia dikenal sebagai Pekan Menyusui Sedunia atau Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week). Bahkan, Pekan ASI Sedunia ini mendapatkan dukungan dari WHO, UNICEF dan berbagai kementerian kesehatan serta masyarakat sipil di penjuru dunia.
Resolusi Majelis Kesehatan Dunia di tahun 2018 silam mendukung Pekan Menyusui Sedunia untuk mengajak stakeholder mendukung dan membantu seorang ibu memberikan ASI bagi anaknya dimanapun keberadaannya, sehingga setiap tahun momentum itu mengusung tema yang berbeda.
dr.Delfican, Sp.A (5/8/2024) mengatakan para ibu yang memiliki anak di masa menyusui belum mampu memberikan ASI eksklusif itu ada yang dipengaruhi profesi dan pekerjaan sehingga masa cuti yang diterima serupa 3 bulan dinilai belum seimbang untuk pemberian ASI yang maksimal bagi bayi.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) menjadi salah satu cara paling efektif untuk menjamin kesehatan dan keberlangsungan tumbuh kembang anak, akan tetapi fenomena di lapangan kurang dari setengah bayi dibawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
dr.Delfican, Sp.A menyebutkan si ibu harus memiliki literature tentang posisi yang nyaman bagi dirinya dan si bayi ketika mendapatkan asupan ASI. Dikatakan, bayi akan rewel dan menangis walaupun disaat disusukan oleh ibunya, hal demikian menunjukkan kenyamanan belum diperoleh anak.
Kemudian, ada si ibu yang memberikan ASI sambil tidur, disaat posisinya tidak nyaman malah akan membuat bagian tubuh si ibu menjadi pegal, sakit dan terganggu.
“Optimalnya bayi tidak mendapatkan ASI itu dipengaruhi oleh posisi dan kelengakat bayi dengan si ibu, ketika posisi bayi dan ibu dirasa sudah nyaman, maka bayi tidak akan rewel, ASI diperoleh maksimal,”katanya
Ia mengaku frekuensi pemberian ASI bagi bayi semestinya tidak ada batasan waktu atau sesuka hati si bayi (on demand), setidaknya minimal 8 hingga 12 kali dalam sehari ASI diberikan ASI eksklusif.
“sebenarnya tidak ada batasan waktu, minimal 8 hingga 12 kali sehari, sebenarnya ketika bayi mau menyusu, maka ibunya harus berikan ASI, atau on demand,”terangnya
Sementara itu, pada Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW) di 1 Agustus hingga 7 Agustus 2024 tema yang diusung adalah tutup kesenjangan, kita dukungan semua ibu sukses menyusui ( closing the gap breastfeeding support for all).
Tema itu bermakna semua pihak berperan untuk mendorong dan mendukung para ibu memberikan ASI kepada anaknya dengan tidak ada kesenjangan yang terjadi baik di sisi ras, status sosial, ekonomi dan budaya. (LK/IKP)