Riyanda-Jeffry bersama massa pendukung |
SAWAHLUNTO-Menjelang Pilkada Sawahlunto 2024, kampanye hitam semakin gencar dilancarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan pasangan Riyanda Putra, S.IP - H. Jeffry Hibatullah.
Namun, serangan isu-isu tidak berdasar tersebut justru berbalik menguatkan posisi dan dukungan masyarakat terhadap pasangan ini.
Isu terbaru yang dihembuskan, jika pasangan Riyanda-Jeffry terpilih, mereka akan menghapus program BPJS Kesehatan untuk masyarakat kurang mampu. Rumor yang sama sekali tidak beralasan ini segera menyebar di kalangan masyarakat, menimbulkan keresahan.
Riyanda Putra dengan tegas membantah tudingan ini, menjelaskan program BPJS Kesehatan adalah program nasional yang dikelola pemerintah pusat.
"Kami tidak akan menghapus BPJS. Sebaliknya, kami akan memperluas cakupannya, terutama untuk pekerja rentan seperti pengemudi ojek dan buruh harian," ujar Riyanda dalam klarifikasinya. Komitmen Riyanda-Jeffry untuk memperbaiki dan memperluas akses kesehatan justru memperlihatkan keberpihakan mereka terhadap rakyat kecil.
Riyanda bersama Mahyeldi Ansharullah |
Selain isu BPJS, kampanye hitam juga menyasar H. Idris, mertua Riyanda, yang disebut-sebut akan menarik dukungannya setelah pilkada berakhir.
Isu ini langsung ditepis oleh H. Idris dalam wawancara dengan media. "Isu itu sama sekali tidak benar. Saya akan terus mendukung Riyanda-Jeffry, baik selama maupun setelah Pplkada. Kami percaya, kebersamaan adalah kunci untuk membangun Sawahlunto yang lebih maju," tegas H. Idris, yang juga dikenal sebagai pengusaha sukses di Sawahlunto.
Haji Idris telah lama berkontribusi bagi kemajuan kota melalui program CSR perusahaannya, meskipun tidak pernah dipublikasikan secara luas.
Di tengah serangan kampanye hitam, dukungan dari H. Idris justru semakin kuat. Ia bahkan berjanji akan menggandakan kontribusi perusahaan-perusahaannya untuk pembangunan Sawahlunto setelah Pilkada.
Menurut pengamat politik lokal, serangan kampanye hitam ini tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas pasangan Riyanda-Jeffry. Sebaliknya, masyarakat justru semakin bersimpati kepada mereka.
"Kampanye hitam adalah hal yang biasa dalam pilkada, tetapi masyarakat kini lebih cerdas dalam memilah informasi. Mereka tahu mana yang fitnah, mana yang fakta," ujar H. Taufik Syahrial Datuak Rajo Bagompo, seorang tokoh masyarakat Sawahlunto.
Dalam menghadapi serangan ini, pasangan Riyanda-Jeffry tetap tenang dan berfokus pada visi mereka untuk memajukan Sawahlunto. Mereka mengedepankan program-program yang konkret, seperti peningkatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, yang terbukti mampu menarik simpati masyarakat luas. Dukungan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh-tokoh berpengaruh seperti H. Idris, memperkokoh langkah mereka menuju kemenangan di Pilkada 2024.
"Kami maju dengan niat tulus untuk memajukan Sawahlunto. Serangan isu yang tidak berdasar tidak akan menggoyahkan komitmen kami. Kami akan terus berjuang untuk kesejahteraan warga," pungkas Riyanda di akhir pertemuan dengan warga.
Dengan strategi kampanye yang fokus pada program nyata dan dukungan yang semakin kuat, pasangan Riyanda-Jeffry diprediksi memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada Sawahlunto 2024, meskipun tantangan kampanye hitam terus menghantui perjalanan mereka. (iz)