BUKITTINGGI-Salah seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bukittinggi Delfican mengajak orang tua yang memiliki anak Perempuan di usia 9 hingga 14 tahun mendapatkan vaksin HPV (Human Papillomavirus).
dr. Delfican, Sp.A mengatakan vaksin HPV (Human Papillomavirus) ini bertujuan untuk mencegah infeksi yang mengakibatkan kanker leher rahim ( Kanker Serviks) pada Perempuan di usia dewasa.
Dikatakan, vaksin HPV ini diberikan dengan cara disuntikan ke tubuh anak sebanyak dua kali suntik dengan jarak 1 tahun. Artinya, dosis pertama diberikan kepada anak Perempuan di usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dan dosis kedua diberikan ketika si anak berada di kelas 6.
“Vaksin HPV ini untuk mencegah terjadinya Kanker Leher Rahim ( Kanker Serviks) pada anak Perempuan ketika mereka dewasa nantinya. Vaksin itu diberikan dua kali, dosis pertama ketika anak di kelas 5 SD dan dosis kedua ketika anak di kelas 6 SD,” ujarnya
Pemberian Vaksin HPV ini telah menjadi bagian dalam pelaksanaan imunisasi wajib yang diprogramkan oleh pemerintah sehingga ketika sudah masuk ke dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) maka vaksin tersebut gratis diterima.
Ia akui sebelum Vaksin HPV ini masuk ke dalam program imunisasi secara nasional, maka orang tua harus mengeluarkan rupiah cukup besar jika ingin mendapatkannya nominalnya pun mencapai Rp 1 juta per dosis.
“kalau dulu vaksin ini mahal, sebelum masuk ke dalam Buku KIA. Kalau sekarang gratis diterima anak, karena sudah menjadi imunisasi nasional. Kalau dulu mencapai 1 juta,” katanya
dr. Delfican, Sp.A menyebutkan pada umumnya anak Perempuan tidak demam setelah mendapatkan suntikan vaksin HPV, namun tergantung pada tubuh masing-masing anak disaat menerima vaksin tertentu.
Akan tetapi dari informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bahwa Vaksin HPV aman bagi anak-anak yang sedang sakit ringan, seperti demam ringan dengan suhu kurang dari 101 derajat Fahrenheit, pilek, hidung berair, atau batuk. Orang yang sedang mengalami penyakit sedang atau parah sebaiknya menunggu sampai mereka merasa lebih baik sebelum mendapatkan vaksin.
Ia juga akui anak perempuannya ketika duduk di Kelas 5 sudah menerima dosis pertama vaksin HPV, sejauh ini tidak ada efek atau pengaruh yang buruk dialami putrinya.
“umumnya anak tidak demam setelah disuntik vaksin HPV, tapi tergantung pada anak, tiap anak berbeda kondisinya. Palingan, ketika awal disuntik terasa nyeri sedikit, anak saya saja sudah divaksin ketika kelas 5 SD lalu, alhamdulillah aman saja,” katanya
Dirinya mengajak setiap orang tua mendukung pelaksanaan imunisasi atau vaksinasi HPV bagi anak perempuannya, dikarenakan Kanker Serviks gejalanya baru muncul ketika si anak telah dewasa atau berkeluarga.
Disebutkan, mungkin banyak masyarakat yang bertanya, alasan anak menjadi sasaran pemberian vaksin HPV ketika Perempuan dewasa. Hal demikian didasari dari hasil penelitian usia anak dikategorikan lebih baik menurunkan potensi kontaminasi tubuh terhadap Human Papillomavirus (HPV), ketimbang Perempuan dewasa yang jelas saja virus itu sudah berpotensi dimiliki disebabkan oleh beberapa hal.
“penyakit Kanker Serviks dari informasi yang saya baca memang umumnya disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus). Ada beberapa hal yang membuat anak memiliki resiko lebih tinggi terjangkit Kanker Serviks serupa Perempuan yang menikah di usia muda (di bawah 20 tahun), Wanita yang gonta ganti pasangan seksual, ada Wanita yang kekurangan vitamin A, vitamin C, vitamin E, jadi itu faktor resikonya. Tapi, factor penyebab utamanya adalah infeksi HPV,” terangnya
Vaksin HPV bukanlah upaya tunggal dalam pencegahan kanker leher rahim. Program ini mencakup rangkaian strategi yang terkoordinasi dan komprehensif. Selain vaksinasi, edukasi perilaku serta informasi mengenai skrining, diagnosis, dan tata laksana penyakit juga menjadi fokus. Pendekatan ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dan penanganan kondisi ini.
dr. Delfican, Sp.A optimis ketika anak Perempuan di usia 9 hingga 14 tahun sudah mendapatkan vaksin HPV maka sangat bermanfaat untuk mengurangi potensi penyakit Kanker Serviks, dikarenakan terbentuk imunitas tubuh melawan virus tersebut.
Sementara itu, untuk deteksi awal seorang Perempuan terjangkit Kanker Serviks dengan Tes IVA, dengan cara mengusapkan asam asetat 3-5% ke leher Rahim. (LK/IKP)