Pakar Preeklampsia Dunia Kunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas hadirkan Prof. Gustaaf Albert Dekker dari The University of Adelaide, Australia. Kunjungan itu dalam program visiting professor diadakan di Aula Student Centre, Kampus Jati, Senin (21/10/2024).


PADANG-Fakultas Kedokteran Universitas Andalas hadirkan Prof. Gustaaf Albert Dekker dari The University of Adelaide, Australia. Kunjungan itu dalam program visiting professor diadakan di Aula Student Centre, Kampus Jati, Senin (21/10/2024).

Pertemuan itu dihadiri Dekan FK Prof.  Afriwardi, Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Dr. Bobby Indra Utama, sivitas akademika dan peserta dari mahasiswa/i S1 hingga S3, serta SP1 dan SP2 FK Universitas Andalas.

Pada program visiting professor kali ini, Dekan Afriwardi, menyatakan generasi penerus harus sudah disiapkan dari masa pembuahan dan masa kehamilan. “Proses untuk menyiapkan generasi penerus memang harus dimulai dari saat-saat pembuahan, kemudian dilanjutkan masa kehamilan. Masa kehamilan ini adalah periode yang sangat menentukan dalam menyiapkan generasi penerus di masa yang akan datang,” ujarnya.

Profesor Dekker membawakan dua topik utama dalam kunjungannya. Topik pertama membahas tentang pencegahan preeklampsia melalui tiga tahapan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. 

“Pencegahan primer melibatkan langkah-langkah pencegahan awal, sedangkan sekunder dan tersier berfokus pada penanganan dan pengobatan jika preeklampsia sudah terjadi,” terangnya.

Ia menekankan pentingnya menjaga berat badan selama kehamilan dan menghindari kehamilan di usia 40 tahun ke atas untuk mencegah preeklampsia. “Mengontrol berat badan sebelum hamil, menjaga kenaikan berat badan agar tidak obesitas, dan tidak hamil pada usia empat puluh tahun merupakan cara mencegah preeklampsia pada masa kehamilan,” kata Dekker.

Pada ibu dengan preeklampsia, plasenta tidak berkembang dengan baik akibat suplai darah yang terbatas menyebabkan tekanan darah tinggi pada ibu dan mengganggu pertumbuhan janin. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan janin, di mana bayi yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia cenderung memiliki berat lahir rendah.

Topik kedua, ia mengulas aspek imunologi dalam etiologi preeklampsia. “Dalam kondisi yang normal, kekebalan tubuh ibu harus beradaptasi agar tidak menyerang janin yang dianggap “benda asing” karena mengandung materi genetik ayah,” tuturnya.

Dikatakannya, namun dalam kasus preeklampsia, ada ketidakseimbangan dalam respon imun ibu terhadap janin dan plasenta.(*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama