BUTON TENGAH-Dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buton Tengah (Buteng), Azhari-Adam Basan (AZAN) dan La Andi-Abidin (ADIL) saling serang program pada debat publik yang digelar KPUD setempat di Gedung Kesenian Mawasangka, Rabu (13/11/2024).
Saling serang program itu terjadi saat memasuki segmen tanya jawab. Meskipun beberapa segmen sebelumnya yakni menjawab pertanyaan tertulis para panelis, ada beberapa pernyataan masing-masing tidak disetujui lawan debat.
Diawali dari Paslon 01 AZAN, Adam Basan mempertanyakan program umroh gratis Paslon 02 ADIL.
"Dalam program Anda, akan memberangkatkan umroh gratis 250 orang, sementara ada 15 ribu masyarakat Buteng masih miskin. Mana yang Anda dahulukan, mengurangi kemiskinan atau berangkat umroh," kata dia.
Ditanya seperti itu, Paslon 02 La Andi menjawabnya dengan santai. Ia malah mengucapkan syukur karena pertanyaan tersebut sangat menyentuh hatinya.
La Andi mengaku, jauh sebelum dirinya mencalonkan diri sebagai bupati sudah lama dilakukannya. Apalagi, bila dipercayakan menjadi bupati nantinya akan ditingkatkan jumlahnya dengan "menjolok" anggaran dari kementerian, sehingga tidak semata-mata membebani anggaran daerah.
"Mereka yang diberangkatkan juga tidak sembarang. Ada kriteria-kriterianya. Imam masjid, ibu-ibu majelis taklim, guru ngaji dan lainnya yang memiliki potensi dan berprestasi," tutur La Andi.
Sebagai pasangan, Abidin pun ikut menambahkan. Ia menegaskan, pihaknya memberangkatkan 250 umroh gratis ini bukan berarti tidak memperhatikan masyarakat miskin dan mengabaikannya.
"Program umroh gratis jalan, pengentasan kemiskinan juga tetap kami jalankan. Sebanyak 250 paket umroh ini bukan satu tahun, tapi program selama lima tahun. Masa memberangkatkan 50 orang dalam satu tahun tidak bisa," tutup Abidin.
Menanggapi jawaban dari Paslon ADIL ini, Adam Basan justru mengaku belum mendapatkan jawaban yang benar. "Yang saya tanyakan itu mana yang didahulukan, mengentaskan kemiskinan atau berangkat umroh," timpalnya.
Cabup Azhari pun membantu menegaskan pertanyaan pasangannya. Apa dalilnya Paslon ADIL mendahulukan umroh.
Azhari juga menyentil kata ADIL, yang tidak boleh berat sebelah. Bagaimana menyeleksi 50 orang dalam satu tahun pergi umroh. Mana yang didahulukan dan disimpan.
Dalam satu majelis taklim saja ada banyak orang. Pasti akan ada rasa iri dan kecewa dari mereka yang tidak berangkat.
"Pasti tidak ada keadilan di situ. Pasti Anda akan pilih-pilih. Sementara yang anda akan umrohkan orang kaya dan mampu. Jangan biasakan ada ketidakadilan," cecar Azhari.
Menjawab tanggapan tersebut, La Andi mengaku akan tetap memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan sambil menjalankan program umroh gratis.
Menurutnya, dengan perlakuan kriteria yang berprestasi dan memiliki potensi dan kapasitas yang baik, pihaknya akan ADIL dan tidak asal-asalan dalam program umroh gratis ini.
"Program ini bertahap dan berkesinambungan. Ada upaya kami untuk mendapatkan anggaran di pusat, sehingga tidak memberatkan APBD," tukasnya.
Ditambahkan Abidin, kalau Paslon 01 membaca visi misi Paslon ADIL secara utuh, tidak akan salah pengertian seperti ini. Didalamnya, banyak program pengentasan kemiskinan.
"Paket umroh gratis ini hanya salah satu program saja. Ada puluhan program dalam visi misi kami dan lebih banyak pengentasan kemiskinan. Lagian yang akan kita umrohkan juga mereka yang kategori miskin dan tidak mampu," pungkas Abidin.
Giliran Paslon ADIL bertanya ke Paslon AZAN, La Andi menyorot program pengembangan kampus di Buteng. Menurutnya, itu bukan visi atau misi dari bupati, tapi tugas rektor.
Menjawab pertanyaan tersebut, Azhari mengaku membangun kampus sudah lama sampai mendapatkan rekor MURI yang belum terbantahkan. Malah, dirinya bisa mengajar banyak orang bagaimana cara membangun kampus mulai dari swasta sampai menjadi negeri dalam satu kepemimpinan.
"Itu diawali dengan sekolah yang benar. Mengikuti proses pendaftaran dan kuliah dengan benar. Sehingga kita memiliki ilmu yang benar dan berpikir komprehensif. Kalau ilmu tidak benar, kita aneh-aneh saja," tuturnya.
Menurutnya, pendidikan di Buteng sangat mendasar. Azhari kemudian mengambil contoh kasus 2023 di Buteng. Tamat SD 13.000 di Buteng orang. Siswa yang mendaftar SMP 5.000 orang. Tahunnyang sama daftar SMA 4.000 orang.
"Ini artinya angka putus sekolah di Kabupaten Buteng tinggi sekali. Olehnya itu, pendidikan di Buteng ini harus kita galakan dengan betul-betul. Kalau tidak angka IPM akan turun dan turun dibandingkan dengan kabupaten lain," terangnya.
Belum mendapatkan jawaban yang memuaskan, La Andi mengulang pertanyaannya. Program pengembangan kampus adalah kewenangan seorang rektor, bukan kewenangan bupati.
"Kalau memang masih mau ingin calon rektor, pasangan ADIL akan mendukung penuh," timpal La Andi.
Disentil seperti itu, Azhari menanggapi dengan tertawa sambil geleng-geleng kepala. Ia mengatakan, membangun kampus itu bukan hanya urusan rektor.
"Anda tahu nggak, saya membangun kampus itu dimulai dari staf khusus Bupati Kolaka. Dari STIKIP, kampus perpaduan masyarakat dan Pemda. Saya bagun jadi universitas swata kemudian jadi univeritas negeri," bebernya.
"Itu bisa. Saat itu saya sebagai pegawai Pemda, bukan pegwai rektor. Rektor itu terakhir. Saya jadi saja staf khusus bupati di Kolaka, berhasil membawa STIKIP menjadi universitas negeri. Apalagi kalau saya jadi bupati. Saya bisa mendorong itu, bukan hanya USN tapi kampus-kampus lainnya di Buteng," janjinya.
Ke depan, bukan hanya kampus USN yang sudah menjadi aset negara, tapi akan dibuka lagi kampus swasta yang akan membidangi agama Islam, Institut Sains Alquran dan Hadits, sekolah kesehatan Buton Tengah.
"Yang bisa mengerjakan itu bukan hanya Pemda Buteng. Kita bisa kerja sama dengan Muhammadiyah atau Nahdatul Ulama. Pemda membangu mendorong dan memfasilitasi," pungkasnya.
Kendati saling serang program, kedua paslon usai memberikan ajakan penutup memilih dan mencoblos mereka pada 27 November 2024, diakhiri saling salaman dan saling rangkul.(uzi)