Rumah Diterjang Angin Puting Beliung, Warga Buteng Ini Numpang Menginap di Rumah Tetangga

Hasnia, warga Desa Wajo Gu, Kabupaten Buteng, bersama putera bungsunya di depan rumah yang atapnya diterjang angin puting beliung, Minggu (3/11) lalu.


BUTON TENGAH-Hasnia (39) menengadah dengan sedih memandang rumahnya yang kini tak beratap. Sesekali mengusap air mata dengan jilbab kuningnya yang mulai lusuh.

Bagaimana tidak, atap rumahnya diterjang anging puting beliung, Minggu (3/11/2024). Hingga kini, dia belum mampu memperbaiki rumah tersebut. 

Warga Desa Wajo Gu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, mengaku tidak punya uang untuk menyewa tukang, apalagi membeli atap baru.

Ia hanya seorang ibu rumah tangga yang belum sebulan ditinggal suaminya merantau. Sang suami mengadu nasib dengan menjadi pekerja kapal di Jakarta. 

Sehari-harinya, hanya ditemani dua anaknya. Si Sulung sudah duduk di bangku SMA dan si Bungsu masih TK.


Kayu dan atap rumah Hasnia yang diterbangkan angin puting beliung tak jauh dari rumah induk


Hasnia bercerita, saat angin puting Beliung menerjang atap rumahnya yang berukuran 7x9 meter tersebut, ia dan anaknya masih berada di dapur.

Hujan disertai guntur dan angin kencang saat itu, membuatnya tak mendengar sama sekali kalau atap rumah bagian depan beserta kayu penopangnya sudah diterbangkan angin puting beliung.

"Saat keluar dari dapur, saya lihat seluruh rumah sudah terang," tuturnya saat disambangi media ini di kediamannya, Rabu (6/11/2024).

Bersyukur, dapurnya yang hanya sepetak aman dari sapuan angin puting beliung. Di tempat kecil itulah, ia bersama kedua anaknya berlindung selam tiga hari ini.

Itu pun hanya di siang hari. Malamnya, menginap di rumah tetangga karena rumahnya sekarang tak ada listrik.

Ia belum tahu seberapa lama harus menginap di tetangga seperti itu. Ia hanya bisa meminta bantuan keluarga dekat untuk memperbaiki atap rumahnya.

Keluarga juga tak jauh beda kondisi ekonominya dengan dirinya. Hanya mampu menyambung sisa kayu yang ada dan memasang kembali atap rumah yang masih layak.

Itu pun kebanyakan sudah penyot, sehingga harus ditambal dan dilem terlebih dahulu sebelum dipasang kembali. 

Bagaimana dengan perhatian pemerintah desa atau pemerintah daerah?

Hasnia mengaku belum ada yang datang menanyakan kondisinya, apalagi mendata kerusakan rumahnya tersebut.

"Hanya anggota BPD kemarin yang datang foto-foto saja," tuturnya.

Selain rumah Hasnia, ada dua rumah lainnya yang kena terjangan angin puting beliung.

Satu di pinggir pantai yang rusak atap dapurnya dan satu lainnya di dekat lapangan yang bagian depannya tertindis pohon kelapa yang rubuh.

Sepintas, dua rumah tersebut terlihat keluarga mampu dan kerusakannya sudah diperbaiki sendiri.(uzi)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama