PAYAKUMBUH-Pemerintah Kota Payakumbuh hanya memiliki kekurangan armada pemadam kebakaran.
Kota itu cuma punya dua mobil pemadam ukuran besar serta satu buah mobil Kijang pengisi.
Dengan kondisi yang batas itu, pemadam kebakaran Pemko Payakumbuh mampu terus menunjukkan indeks baik pelayanan bagi masyarakat, bahkan juga melaksanakan perbantuan ke daerah tetangga apabila terjadi bencana kebakaran.
Kepala Satpol PP dan Damkar Payakumbuh, Dony Prayuda didampingi Sekretaris Dewi Novita ketika ditemui media di ruang kerjanya, Rabu (11/12/2024) mengatakan, jumlah kebakaran yang terjadi dari Januari sampai November 2024 adalah 66 kejadian yang terdiri dari kebakaran rumah permanen, rumah semi permanen, kendaraan roda dua dan roda empat, lahan, serta rumah gadang.
"Kebakaran yang terjadi umumnya disebabkan karena kebocoran gas dan korsleting listrik. Kebakaran yang banyak terjadi di Oktober dan November dengan 25 kejadian, katanya.
Kecamatan yang paling banyak kasus kebakaran adalah Payakumbuh Utara ada 19 kejadian kebakaran.
Selain pemadaman kebakaran, damkar juga melakukan kegiatan pembasmian sarang tawon, evakuasi hewan berbahaya, seperti ular dari pemukiman penduduk, serta sosialisasi rutin dilaksanakan damkar. Ada anak-anak PAUD yang datang langsung ke markas damkar, hingga damkar yang mendatangi sekolah-sekolah hingga instansi vertikal.
"Damkar juga mengoptimalkan keberadaan Redkar Relawan Pemadam Kebakaran di masing-masing kelurahan yang pada beberapa tahun lalu telah dibentuk dan terus diberikan pembekalan untuk bisa menjadi garda terdepan apabila ada bencana kebakaran terjadi di kelurahan-kelurahan," kata Dony.
Kepala Regu II Damkar, Yusnedi kepada media ditemui di posko damkar mengakui kekurangan armada .
Bahkan ketika media mengecek ke posko, personil damkar menyampaikan keluhan terkait banyaknya sarana yang prasarana yang minim.
Seperti ada selang 1,5 inchi dibutuhkan 30 unit dengan panjang 1 unitnya 25 meter, sementara untuk selang 2,5 inchi kekurangannya 15 unit dengan panjang 25 meter. Untuk seragam anti api dan peralatannya juga dibutuhkan 30 pasang.
"Selang panjang kita butuhkan untuk pemadaman di lokasi yang sulit diakses oleh mobil, sehingga dengan adanya selang panjang ini kami bisa menyusuri gang-gang sempit untuk proses pemadamannya," ujarnya.
Di sisi lain, personel ada 39 orang, namun yang sudah diangkat menjadi P3K hanya tujuh personel dan sopir damkar juga belum memiliki surat izin mengemudi khusus bagi damkar.
Untuk armada, ada dua fuso dengan kondisi 75 persen, kekurangannya tidak bekerjanya mesin penghisap air sehingga butuh dibantu armada Kijang sebagai supporting pengisiannya. Sementara itu ada dua armada saat ini sedang rusak berat di hangar, fuso dan canter.
"Yang jelas komitmen kami dalam bekerja pantang pulang sebelum api padam, kecepatan adalah kunci utama penyelamatan, semoga ini menjadi perhatian dari pihak terkait," ungkapnya.
Ketua DPRD Payakumbuh, Wirman Putra Dt. Rajo Mantiko Alam menyampaikan apresiasi kepada damkar atas kinerja positif dalam melayani masyarakat untuk layanan penyelamatan aset dan jiwa.
"Kami berkomitmen untuk memperhatikan damkar untuk masa yang akan datang, serta mendorong damkar untuk bisa mandiri dengan berdiri sendiri menjadi dinas sesegara mungkin," pungkasnya. (jnd)