Harga Rumput Laut Anjlok, Sembako Naik Jelang Lebaran, Pemkab Buteng Diminta Solutif


Petani Rumput Laut Desa Tanailandu di Buteng yang mengeluhkan turunnya harga hasil budidaya rumput laut mereka.

BUTON TENGAH - Nestapa petani rumput laut di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), seakan tak ada habisnya karena sudah menjadi persoalan setiap tahunnya jelang  Idul Fitri.

Jauh sebelum hari itu tiba, harga rumput laut mulai berangsur turun dan akan anjlok. Sementara harga sembako yang menjadi dasar kebutuhan melambung naik.



Aktivitas pekerja yang mengikat tali rumput laut di Buteng

Keluhan petani rumput laut kembali muncul, karena sejak pekan lalu harga rumput laut di lapangan kembali turun di bawah standar. Kondisi ini membuat para petani rumput laut menjerit di tengah banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi di bulan Ramadan.

"Sebelumnya, harga rumput laut jenis Catonik di kisaran standar Rp17 ribu sampai Rp18 ribu perkilogram. Sekarang turun sampai Rp15  ribu perkilogram," ungkap La Sari, petani rumput laut Desa Tanailandu, Kecamatan Mawasangka, Minggu (16/3/2025).

Untuk rumput laut jenis SP dari harga Rp12 ribu perkilo, turun drastis Rp7.000 hingga Rp5.000.

Aksi protes petani rumput laut di Buteng akibat turunnya harga rumput laut jelang lebaran


Penurunan harga ini, kata dia, sudah tidak sebanding dengan harga pertali untuk gaji pekerja Rp1.500. Sementara untuk satu kilogram rumput laut yang kering bisa satu sampai dua tali. Belum lagi biaya-biaya lainnya.

 "Kami tidak bisa juga menurunkan ongkos pekerja menjadi Rp1.000 pertali, karena kalau kita hitung dalam satu hari kerja itu hanya mendapat kisaran 30-40 tali. Apalagi pekerja sebagian besar para Lansia yang paling mereka dapat hanya 15-20 tali saja," keluh La Sari.

Petani rumput lainnya, Hamzah meminta kepada Pemkab Buteng dalam hal ini instansi terkait, untuk lebih prihatin dengan kondisi ini dan memberikan perhatian serta mengambil langkah-langkah solutif terkait permasalahan ini.

"Utamanya bagaimana memperhatikan kesejahteraan para petani rumput laut. Minimal mengontrol stabilitas harga rumput laut, baik ditingkat atas maupun kondisi di lapangan," sarannya.

Pemkab Buteng juga harus mengidentifikasi setiap penampung yang terjun dilapangan, karna setiap turunnya Harga rumput laut selalu terjadi pada momen-momen tertentu.

"Supaya kami petani rumput laut tidak manaruh curiga bahwa tidak ada kongkalikong atau permainan harga di lapangan," tandas Hamzah.(uzi)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama