Miris, Gedung SD di Desa Sungai Besar, Dinding Penuh Lubang, Atap Bocor Pula

Gedung sekolah di Kuansing

KUANSING-Pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi setiap individu. Aspek kebutuhan pendidikan akan kondisi infrastruktur menjadi salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal.

Ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran, produktivitas siswa, dan kemampuan guru untuk mengajar dengan efektif.

Pembangunan sarana prasarana pendidikan harus menjadi prioritas negara. Hal itu diharapkan seluruh masyarakat di berbagai daerah, termasuk di Desa Sungai Besar, Pucuk Rantau, Kuansing, Riau.

Namun, harapan ini masih sebatas harapan, masih ada ditemukan kondisi sarana pendidikan yang mana fasilitas tidak layak bagi para siswa dan guru yang ada di Dusun IV Desa Sungai Besar. 

Pantauan awak media di lapangan, kondisi sangat memprihatinkan terlihat jelas pada beberapa atap yang bocor di SD 014 Desa Sungai Besar. Bangunan sekolah yang terbuat dari papan itu jauh dari kata layak.

Kepala Dusun IV Dedi Hamdani kepada liputankini mengatakan, akibat atap ruang kelas yang bocor, jika hujan turun proses belajar mengajar terpaksa harus tetap dilaksanakan meskipun ruangan kelas basah.

Hal ini tentu membuat ketidaknyamanan para siswa dan guru saat melakukan proses belajar mengajar diruangan kelas. Tidak hanya itu, kondisi toiletnya pun rusak parah tidak memenuhi standar sanitasi.

"Kalau hujan atap, dan bahkan dinding sekolah pun ada yang bocor. Mau bagaimana lagi, meskipun ruangan basah proses belajar mengajar tetap dilakukan," kata Dedi, Kamis (10/4/2025).

Sekolah yang terletak sekitar 115 kilometer dari Teluk Kuantan ini memiliki 170 siswa dan empat tenaga pengajar. Sekolah yang dibangun secara swadaya ini berdiri sejak sekitar belasan tahun lalu.

Dedi mengaku, swadaya masyarakat semampunya untuk mendukung pembangunan sekolah seadanya menjadi semangat untuk siswanya dan guru menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Sebelumnya Pemkab Kuansing pernah turun langsung meninjau ke lokasi dengan harapan dibangunnya sarana prasarana pendidikan yang layak, namun hingga kini belum juga ada tindak lanjut.

"Tentunya sangat diharapkan campur tangan pemerintah. Kendati bangunan sekolah jauh dari kata layak, tapi semangat guru mengajar dan semangat belajar siswa tidak pernah padam,'' ujar Dedi.

Tidak hanya soal fasilitas pendidikan, kebutuhan vital lainnya yakni bidang kesahatan juga menjadi persoalan di wilayah dusun IV yang berpenduduk sekitar 700 kepala keluarga (KK) tersebut.

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Kuansing tidak merata. Tenaga medis dan fasilitas kesehatan menumpuk diwilayah perkotaan, sementara wilayah terpencil dan perbatasan serba kekurangan.

Salah satu warga menyampaikan harapan warga untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak bagi masyarakat apalagi kondisi rentang jarak wilayah dusun relatif jauh dari UPTD kesehatan kecamatan.

Warga kerap kesulitan ketika ada yang sakit atau yang mau melahirkan karena tidak adanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis serta jauhnya jarak tempuh menuju puskesmas yang berjarak lebih dari 40 kilometer.

Dikatakan, tidak adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat pelosok yang bermukim di wilayah kawasan hutan ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah sebab merupakan hak sebagai sebagai warga negara.

"Kami sering kesulitan kalau ada yang sakit karena tidak adanya pelayanan kesehatan dan tenaga medis. Kalau ke puskesmas itu cukup jauh, ditambah kondisi jalan becek ketika musim hujan, jalan tidak bisa dilalui mobil," sebut warga setempat.(Ridhomagribi)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama